MASYARAKAT kapan selesai didera penderitaan? Musibah demi musibah terus menghampiri. Masih soal Tsunami di ujung Banten, warga yang trauma harus menghadapi kenyataan menyedihkan. Kebanjiran melanda wilayah Pandeglang. Bukan itu saja akibat kegiatan anak Gunung Kratau yang nggak berhenti, mengakibatkan hujan abu di Cilegon dan Lampung.
Sisa-sisa peristiwa inilah yang masih terus menghantui warga. Warga yang trauma nggak bisa mendengar suara gemuruh, walau barangkali itu suara ombak biasa, tapi mereka kira Tsunami susulan sehingga lari tunggang langgang.
Maka petugas dan para relawan kerja keras menenangkan para korban, karena dalam situasi dan kondisi sekarang ini ada juga oknum yang sengaja bikin panik. Maklum, orang jahat memang nggak di mana-mana, mereka nggak melihat apakah dalam situasi tenang atau bahaya. Penjahat nggak peduli warga lagi kelimpungan, bagi mereka ada kesampatan, di situ harus beraksi. Jadi maklum sajalah, jika warga yang sudah mengungsi di tempat aman pun, harus bolak balik melihat rumahnya, aman apa nggak?
Penderitaan bagi warga atau rakyat Indonesia memang bertubi-tubi. Tapi,banyak yang memuji bangsa ini sering banget jatuh bangun ditempa musibah, tapi rakyat tetap kuat dan semangat.
Lihat bencana yang melanda negeri ini, gempa dan Tsunami Aceh, gempa Yogya, Tsunami Lombok, Palu dan Donggala Sulawesi dan kini Tsunami Banten dan Lampung, seakan tak pernah henti. Tapi, apakah kita akan putus asa? O, tidak. Tapi harus bangkit dan bangkit lagi.
Justru karena sering dilanda cobaan ini, bangsa ini laksana pohon yang subur, setiap kali tertebas, maka akan keluar cabang dan ranting generasi baru yang lebih cantik dan lebih kuat, kata Ary Ginanjar. Motivator ini mengatakan Tsunami sebagai guru atau kyai yang telah mengajarkan pada manusis lewat berbagai musibah, agar kita menjadi bangsa yang besar dan beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Besar! – (massoes)
http://poskotanews.com/2018/12/28/bangkit-sebagai-ranting-yang-kuat/Bagikan Berita Ini