SEJARAH pelacuran sudah sangat tua, setua lahirnya beradaban dunia itu sendiri. Jadi jika diberantas, maka kemudian akan timbul lagi dan ada lagi. Semacam jentik-jentik wabah penyakit, yang nggak habis dan selalu timbul terus.
Tapi, bukan berarti petugas harus menyerah. Basmi dan basmi terus. Paling tidak mengurangi tindak pelacuran yang terang-terangan dan meraja lela di depan mata. Misalnya, dulu ada yang namanya lokalisasi. Tujuannya untuk mendidik para pelacur agar kembali ke kehidupan yang normal. Bekerja yang halal. Jadi lokalisasi sebenarnya bertujuan baik.
Namun kemudian tujuan awal sebagai rehabilitasi malah disalahgunakan. Lokalisasi yang banyak berdiri di kota-kota besar menjadi tempat pelacuran yang ‘dilegalkan’. Jumlah pelacur malah bertambah. Kemudian masyarakat merasa tidak nyaman mereka protes. Pemda setempat kemudian membubarkan lokalisasi yang namanya nggak asing lagi bagi masyarakat. Banyak yang pro dan kontra. Ya tahulah yang pro itu mereka yang punya kepentingan di situ.
Apa kemudian tempat maksiat itu habis? O, ternyata nggak Bung! Mereka para pelaku esek-esek menyebar kemana-mana, ada yang mejeng di pinggir jalan, secara terbuka menjajakan cinta. Ada juga yang sembunyi sembunyi, mejual jasanya dengan perantara, mucikari. Melalui media online. Yang terakhir inilah yang seru dan menawarkan cewek-cewek muda belia dan cantik. Malah mereka ada yang mengaku berstatus mahasiswi dan pelajar? Usaha mereka sering dibongkar petugas, di berbagai kota besar.
Kasus terakhir, petugas membongkar penjualan gadis di bawah umur yang akan dipekerjakan sebagai pemijat plus-plus di Bali. Seolah-olah jasa memijit, tapi ada yang terselubung di balik mijit? Ya, tahulah apa artinya plus-plus!
Jadi bagaimana, ya? Kasihan jika yang terjerumus anak-anak baru gede. Masa depan mereka masih panjang tapi tesendat oleh kejahatan bisnis seksual? Selamatkan mereka dari dunia hitam! Maklum, yang namanya pelacuran memang nggak ada matinya! – (massoes)
http://poskotanews.com/2018/09/22/pelacuran-nggak-ada-matinya/Bagikan Berita Ini