“GANTUNGAN, hiasan mobil, minyak wangi, lap, kemoceng. Kaca mobil Ibu Bapak dijamin bersih! Makanan kecil onde-onde. Mau pilih yang mana silakan. Yang wijennya ganjil apa genap. Minuman air mineral. Opak, keripik singkong, garing renyah, kerupuk miskin. Anti kolestrol!” begitu para pedagang asongan menawarkan dagangannya.
Bukan itu saja yang dijual, ada juga mainan anak-anak boneka sampai perangkat kolam renang plastik. Atau topeng mainan, dan masih banyak lagi. Di mana itu? Oh, jangan salah sangka dulu, ini bukan di pasar malem atau pasar kaget. Tapi di perempatan lampu merah, di Ibukota dan sekitarnya. Terutama lampu merah pinggiran kota yang biasa padat merayap alias macet.
Sudah paham kan? Bukan saja makanan atau barang yang bisa dijajakan di lampu merah, tapi juga ikut di situ para pengemis dengan berbagai gaya, dari yang buta, sampai pemuda yang berambut model punk. Ada juga pengamen yang bermusik lengkap, campur sari. Ada angklung dan kendang yang dibuat dari paralon dan galon minuman air mineral. Tapi, kalau mau disimak, lumayan merdu.
Apa lagi yang bisa dijual di situ? Masih banyak, selain belas kasihan juga, ada juga kekerasan, jambret atau orang pura-pura tertabrak dan minta ganti rugi? Ini yang disebut pemerasan terselubung!
Wah, seru juga ya, itu lampu merah memang durasinya berapa menit sih? Ya, paling lama dua tiga menit. Tapi begitulah, kemacetan juga bisa sebagai menyebab orang bisa leluasa dagang di situ.
Eh, ngomong-ngomong berapa uang yang beredar di ’Pasar lampu merah’ setiap harinya? Entahlah, tapi yang jelas bahwa banyak uang mengalir di situ.
Apakah anda sebagai pengguna jalan kesal karena merasa tergangu? O, seharusnya iya. Tapi, kan konsumen pasar lampu merah nggak lain adalah penumpang mobil atau motor yang lewat di situ. Karena mau nggak mau, bukan saja desakan yang sedikit memaksa dari para penjual, tapi apa boleh buat dari pada jenuh menunggu macet kan lebih baik makan jajanan yang dijual di situ?
Ya, mengapa ada pasar di lampu merah? Ya, nggak mau ikut pusing hah, tapi yang jelas para penjual memang jeli melihat peluang! –massoes
http://poskotanews.com/2019/03/01/pasar-di-lampu-merah/Bagikan Berita Ini