BANYAK tragedi keluarga di pertengahan Februari 2019 ini. Dari Selasa, 19 hingga Kamis 21 Februari, ditemukan sejumlah warga negara se-Nusantara mati sia-sia secara sadis.
Pelakunya manusia-manusia yang tak bisa menahan emosi, melenyapkan nyawa orang enteng saja, padahal urusannya cuma sepele. Itulah jika setan jadi panglima.
Kisah manusia tak bisa mengerem emosi pada pertengahan Februari 2019 ini dimulai dari kediaman Effendi 55, di Jalan KH Azhari, Kelurahan 16 Ulu. Effendi selaku korban dan pelaku, Lukman, 37, berselisih mengenai betor yang mengganggu orang lewat.
Ditegor sedemikian rupa pengemudi betor atau becak motor itu marah. Dibantu sang ayah dan sejumlah anggota keluarga, Senin malam 18 Februari rumah Effendi dipersekusi. Efendi bersama istri dan anak-anaknya langsung dibacok, termasuk salah satunya yang sedang hamil. Untung saja hanya luka-luka.
Peristiwa tragis selanjutnya terjadi Rabu 20 Februari di Cikembar, Sukabumi. Jamaludin, 37, saat hendak bakar diri, tega mengajak istrinya Iis, 28, dan anak tirinya Ayu, 10, ke dalam kobaran api yang disulutnya sendiri.
Mereka pun gosong tanpa bisa dikenali, bersama rumah yang dihuninya. Kata saksi mata, saat api sudah membakar dirinya, tiba-tiba Jamaludin menarik istri dan anak tirinya ke dalam kobaran api. Mereka sempat berteriak minta tolong, tapi api kadung membesar melahap rumah, sehingga warga tak mampu menyelamatkan mereka.
Paling tragis sekaligus sadis adalah nasib Ny. Erni Susanti, 29, warga Jalan Irian, Kelurahan Tanjung Jaya, Kota Bengkulu. Gara-gara melarang HP dibuka suaminya, dia mati mengenaskan dengan tragis. Setelah ditebas lehernya, perempuan hamil tua itu langsung dibelah perutnya, demi menyelamatkan si bayi. Hari itu juga, Kamis 21 Februari, Romi Sepriawan, ditangkap polisi, sementara si bayi bisa diselamatkan.
Di hari yang sama, Embon Hermansyah, 52, warga Tambun Bekasi, bunuh diri di Jalan Kalimalang Tambun. Dia sengaja menabrakkan motornya ke truk, ternyata tidak langsung mati. Segera ambil pecahan kaca untuk menggorok lehernya. Baru mati beneran.
Pelaku kemungkinan penderita penyakit ludira inggil (darah tinggi) yang sudah kelewat akut. Dalam hadist Nabi pun sudah diingatkan, jangan sekali-kali membinasakan diri sendiri. Ini paralel dengan Qur’an surat Anisa ayat 29 yang mengatakan, janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha penyayang padamu. Jika ada masalah pasti ada jalan keluarnya. Di ayat yang lain Allah Swt mengingatkan, “Jangan kamu putus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa (surat Azumar ayat 53-54)” – gunarso ts
http://poskotanews.com/2019/02/25/februari-bulan-penuh-tragedi-warga-mati-dengan-cara-sadis/Bagikan Berita Ini