KATA Ketum PBNU KH. Said Aqil Siradj, sarung adalah pembalut tubuh paling demokratis; karena memberi kebebasan bergerak. Di Bandung akan digelar Festival Sarung. Tapi jangan salah, maknanya adalah: Santri Ngariung, yang akan dibuka Cawapres KH Ma’ruf Amin. Di tahun politik, rupanya “sarung” pun bisa dijadikan alat kampanye.
Kaum nadliyin sangat akrab dengan sarung, sebab baik kiyai maupun santrinya selalu menggunakannya. Maka jika ada istilah “kaum sarungan” yang dimaksudkan tentu saja umat Islam kelompok Nahdlatul Ulama. Tapi bukan berarti orang NU tak mau pakai jas. Maka Presiden Jokowi pernah “dikerjain”. Dalam Muktamar NU, Jokowi menyambut dengan bersarung dan berpeci, eh…..nggak tahunya tuan rumah malah berpantalon.
Ketum PBNU KH. Said Aqil Siradj pernah mengatakan, sarung itu merupakan pakaian paling demokratis. Sebab sarung memberi kebebasan bergerak, dan tentu saja bikin anget bila bukan jenis sarung goyor.
Pernah mendengar istilah “anggaran sarung”? Maksudnya adalah anggaran yang pas-pasan, serba tidak cukup untuk dibelanjakan. Ditarik ke atas, kaki kedinginan, ditarik ke bawah kepala yang kedinginan. Celakanya, ketika proyek tak bisa dikerjakan gara-gara “anggaran sarung”, pejabatnya dicopot karena dianggap tak bisa kerja.
Tapi di Jatim, Gubernur Basofi Sudirman (1993-1998) pernah menggalakkan pemakaian sarung. Bukan saja dibuat sarungan, tapi juga dibuat jas, sehingga nama jas berbakal sarung itu dinamakan: sarfi alias sarung Basofi. Tapi program itu tak bergaung, sebab selesai Basofi menjabat, berhenti pula kampanye pemanfaatan sarung.
Di musim kampanye seperti sekarang ini, ternyata sarung bisa ditarik pula ke ranah politik. Di Bandung, sejumlah ulama hendak menggelar “Festival Sarung”. Tapi bukan sarung tenun maupun goyor bermerk Gajah Bengkak, melainkan “sarung” kepanjangan dari Santri Ngariung (berkumpul).
Acara yang digelar 19 Januari mendatang ini akan dibuka oleh Cawapres KH Ma’ruf Amin yang terkenal dengan sarungnya itu. Di tahun politik sekarang ini, sarung pun bisa ditarik ke ranah politik. Dan kata pengurus dan panitianya, lewat “Festival Sarung” para santri dan ulama Bandung bertekad memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. – (gunarso ts)
http://poskotanews.com/2019/01/02/di-tahun-politik-sarung-pun-dapat-dijadikan-alat-kampanye/Bagikan Berita Ini