IBARAT sebuah perjalanan, masa kampanye Pilpres 2019 sudah ditempuh separo jalan. Jokowi dan Prabowo berebut elektabilitas. Hasilnya menurut sejumlah lembaga survei, Jokowi stagnan dan Prabowo cenderung naik. Dalam kondisi begini tiba-tiba Jokowi rindu JK. Lalu katanya, “Seandainya MK mengizinkan, aku lebih memilih JK.”
Kata orang bijak, meraih kemenangan lebih mudah ketimbang mempertahankan kemenangan. Jokowi sebagai Presiden RI, tentunya menggarisbawahi pendapat ini. Ketika nyapres tahun 2014 lalu, dengan segala liku-likunya, dia berhasil memenangkan pertandingan. Jokowi-JK memperoleh suara 53,15 persen, sementara Prabowo- Hatta Rajasa 46,85 persen.
Di Pilpres 2019 ternyata Jokowi harus ketemu Prabowo lagi. Jokowi menggandeng Ma’ruf Amien sebagai Cawapres, sementara Prabowo mengajak Sandiaga Uno. Dipandang secara kasat mata, Cawapres Prabowo lebih menjanjikan. Kata Bung Karno, anak muda bisa menggoncang dunia.
Sebetulnya di awalnya dia lebih sreg menggandeng Mahfud MD. Tapi gara-gara manufer Muhaimin Iskandar, perkembangan politik mendadak berubah dengan cepat. Terpaksa Jokowi melepas Mahfud MD dan menggandeng KH Ma’ruf Amien yang juga Ketua MUI.
Celakanya, lantaran melepas Mahfud MD, Jokowi jadi terancam kehilangan suara di Madura. Sedangkan mengharapkan suara NU semua masuk ke Capres No. 01 juga tak mungkin karena banyak juga kaum nadliyin mendukung Prabowo.
Kini masa kampanye tinggal 3 bulan, ibarat orang berjalan sudah separo jalan. Sayangnya, sejumlah lembaga survei memberi angka bahwa elektabilitas Jokowi stagnan, sementara Prabowo ada kecenderungan naik. Jika markas BPN Prabowo dipindah ke Solo Januari besok, jangan-jangan lumbung suara PDIP juga tersedot.
Beberapa hari lalu Jokowi kampanye di Sulsel. Dalam sebuah kesempatan dia mengatakan, seandainya aturan MK mengizinkan, sebetulnya dia ingin menggandeng JK lagi sebagai Cawapresnya. Sebab elektabilitas dia lebih menjanjikan.
Mendadak Jokowi rindu JK. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Dalam kurun waktu yang tinggal 3 bulan ini mampukan Jokowi mendongkrak elektabilitasnya lagi? Di lapangan banyak Caleg partai pendukung yang lebih mengamankan kursinya, ketimbang ngurus Pilpres. – (gunarso ts)
http://poskotanews.com/2018/12/27/di-tengah-jalan-kampanye-jokowi-tiba-tiba-rindu-jk/Bagikan Berita Ini