BAGI yang nggak punya rencana keluar di malam Tahun Baru, biasanya bisa ngetem di rumah. Atau paling jauh ya keluar nggak jauh-jauh, ya sekadar keliling gang atau ke pos ronda, ngobrol sama tetangga. Selepas itu sambil menunggu detik-detik pergantian tahun, bisa bakar-bakar ikan, sosis, atau sekadar jagung. Nonton kembang api yang dipasang warga, dar, der, dor!, cetarrrr! Dan selebihnya, berdoa!
Bang Jalil juga begitu. Bukan karena nggak punya uang untuk ongkos jalan, tapi setelah terjadi beberapa bencana akhir-akhir ini dia lebih memilih tidak keluar jauh dari rumah. Yah, paling banter berkunjung kesanak saudara!
“ Ya, Bapak soal celaka, bencana, atau kematian kan itu semua sudah diatur oleh Allah SWT,” ujar istri Bang Jalil, yang ngotot kepingin jalan-jalan keluar rumah. Ya, kalau was-was ke pantai kan ada tenpat liburan yang di daratan? Ke Puncak, gunung dan lembah, gitu? “ Atau paling mentok ya ikut ngadem di mal, Pak?”
Bang Jalil tersenyum pahit. Bukan soal keluhan sang istri, tapi jika menyimak peristiwa demi peristiwa akhir-akhir ini, betapa manusia itu kecil ketika alam marah.
“Makanya jadi manusia jangan pada sombong. Merasa kuat, kaya, merasa jadi pejabat, lalu berbuat seenaknya. Hutan dibakar ditebangi,nggak pikir akibatnya!” kata istri Bang Jalil sengit.” Terus pada korupsi. Emangnya harta banyak buat apa sih? Kalau ada musibah kaya gini, kan nggak ada artinya?”
“Ya, udah nggak usah ngomel. Ayo kita berangkat,jalan-jalan,” ajak Bang Jalil sambil menuntun motornya keluar rumah.
Oke, kata sang istri, sambil nyemplak ke jok motor. “ Pak, jangan ke pantai ya?” kata sang istri.
Bang Jalil, tersenyum. Jangankan ke pantai, buat ke Ragunan saja, kayaknya bensin motornya nggak cukup? Ah, nasib ya nasib! -massoes
http://poskotanews.com/2018/12/31/bakar-ikan-jagung-dan-berdoa/Bagikan Berita Ini