“SAYA minta ganti rugi!” dengan suara keras lelaki itu menunjuk-nunjuk pada seorang ibu yang ada di balik stir mobilnya. “Jelas ibu menabrak motor saya. Tuh liat rusak berat!”
Ganti atau nggak ganti itu urusannya nanti. Kita harus jelas dulu siapa yang salah, kata si ibu, yang belakangan diketahui sebagai guru itu, dia tidak menerima begitu saja ancaman dari si pemotor.
Tapi jawaban si ibu malah membuat si lelaki marah, dan mamanggil kawan-kawannya. Mereka yang mengaku sopir itu, terus mendesak wanita setengah baya itu agar memberi ganti rugi. Tentu saja dengan keroyokan dan kata-kata yang kasar, tak punya etika. Ini tentu saja membuat si ibu gemetar!
Itu adalah kisah nyata, peristiwa di satu perempatan lampu merah Ciledug, Tangerang, beberapa waktu lalu. Beruntung dengan bantuan kawannya sesama guru, dan juga polisi, si ibu selamat dari ‘pemerasan’.
Boleh jadi si pemotor itulah yang salah, karena menurut si ibu dan juga saksi yang melihat, motor itu belok sembarangan, sampai terjadi tabrakan. Tidak ingin menuduh, tapi bisa jadi juga, bagi para penjahat memang ada yang sengaja agar motornya tertabrak, apalagi tahu bahwa pengemudi mobil mini itu adalah seorang wanita, yang diangap lemah dan bisa diperdaya.
Jalan raya memang penuh dengan berbagai masalah. Orang bisa juga kena stres, gampang marah. Orang juga di sini bisa mencari nafkah, apakah sebagai sopir angkutan umum, pedagang asongan, ngamen, termasuk memalak dan bentuk kejahatan lain yang lebih seram, begal!
Nasihat buat para pengguna jalan, hati-hati bila berkendara, karena banyak penjahat mengancam. Dari jambret, pemeras dan begal. Lihat situasi dan kondisi, jika ada peluang untuk melawan, lawanlah. Melawan itu bisa dengan berteriak minta tolong. Kalau mampu secara pisik juga oke. Sikat aja bleh! Nggak usah takut, sama-sama makan nasi. Ya, bedanya mereka nenggak oplosan untuk memperbesar nyali! Tapi, sekali lagi, jangan takut! – (massoes)
http://poskotanews.com/2018/11/16/ancaman-di-jalan-raya/Bagikan Berita Ini