Search

Tanggung Jawab dan Uji Nyali Petugas Damkar Hadapi Kobra

Tanggung Jawab dan Uji Nyali Petugas Damkar Hadapi Kobra

Jakarta, CNN Indonesia -- Penemuan ular kobra di sekitar pemukiman membuat resah warga di sejumlah daerah di sekitar Jakarta. Petugas pemadam kebakaran (damkar) pun turun tangan tak cuma bermodal nyali.

Komandan Pleton Bidang Operasional Pemadaman dan Penyelamatan Kota Depok Merdy Setiawan mengaku dalam sehari bisa menerima tiga laporan warga yang menemukan ular kobra di lingkungan sekitar.

"Dari akhir November sampe awal Desember rutin. Sebulan bisa satu-sampai enam kali. Jenisnya beda. Ada [ular] sanca juga," ujar dia kepada CNNIndonesia.com, di Depok, Selasa (17/12).

Merdy mengungkapkan laporan untuk mengevakuasi temuan ular kobra di lingkungan warga sudah jadi langganan saat musim penghujan seperti saat ini.

Bukannya nyali tidak ciut saat berhadapan dengan salah satu ular paling mematikan itu, Merdy mengaku itu dilakukan lebih karena tanggung jawab. Hal itu membuatnya mulai terbiasa dengan kobra.

Warga menangkap ular sendok jawa atau kobra jawa di Perum Tata Lestari, Kecamatan Singaparna, kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/12).Warga menangkap ular sendok jawa atau kobra jawa di Perum Tata Lestari, Kecamatan Singaparna, kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/12). (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Ia juga rutin memperkaya pengetahuan dengan menjalin komunikasi dengan para komunitas pencinta reptil soal evakuasi.

"Awal-awal ya pasti takut. Tapi setelah belajar dan suka sharing sama komunitas reptil jadi lebih terbiasa," katanya.

Dia menyebut beberapa jenis ular berbisa memang punya habitat di Pulau Jawa. Maka tak heran temuan ular kobra di musim hujan kerap terjadi.

"Yang saya tahu dari 340 jenis ular yg ada di Indonesia, 77-nya berbisa dan 11 jenis ada di pulau Jawa termasuk di Depok," jelasnya.

Dalam penanganan temuan ular berbisa, Merdy, yang sudah tujuh tahun menjadi petugas damkar di Kota Depok, menyebut damkar biasanya menerjunkan lima petugas. Dia menekankan soal kewaspadaan dalam melakukan evakuasi meski sudah terbiasa dengan reptil itu.

"Terbiasa tapi tetap waspada. Tetap menggunakan alat pelindung diri (APD) dan snake stick," tambahnya.

[Gambas:Video CNN]
Setelah dilakukan evakuasi, ular-ular itu biasanya ia berikan ke sejumlah komunitas reptil.

"Enggak ada waktu buat ngurus ular," ujar bapak dua anak itu sambil tersenyum.

Merdy meminta agar warga terus waspada di tengah maraknya temuan ular di beberapa wilayah di Kota Depok. Pria 42 tahun itu juga menyarankan agar warga menghindari area-area yang rawan didiami ular kobra, seperti area lembab di sekitar rumah.

"Biasakan rumah diberi bau-bauan. Atau ngepel. Bau menyengat untuk hewan, tapi nyaman buat manusia. Terus membersihkan pekarangan dari tanah dan rumput. Tidak nyimpan tumpukan genting," jelasnya.

Bila ada temuan, Merdy berharap agar warga segera melapor ke petugas damkar dan disarankan untuk tidak menanganinya sendiri.

Sejauh ini, upaya Merdy saat mengevakuasi temuan ular kobra tak sampai berakibat fatal atau dipatuk.

Petugas damkar tengah mengevakuasi ular kobra dari SMP IT Tunas Bangsa Insan Mandiri, Depok, belum lama ini.Petugas damkar tengah mengevakuasi ular kobra dari SMP IT Tunas Bangsa Insan Mandiri, Depok, belum lama ini. (CNN Indonesia/Thohirin)
"Belum dan jangan sampai," tuturnya.

Sebelumnya, temuan ular kobra di dekat pemukiman warga terjadi di sejumlah wilayah. Misalnya, Depok, Bogor, Jakarta Barat, Jakarta Selatan.

Ahli Hepertologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy menyebut musim hujan menjadi momentum yang tepat bagi telur kobra menetas.

Setelah menetas, kata dia, anak ular kobra biasanya berpencar atau berpisah dengan induknya. Sehingga, fenomena penemuan ular kobra sampai masuk ke rumah warga di musim hujan adalah wajar.

(thr/arh)

Let's block ads! (Why?)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini
Powered by Blogger.