Search

Siasat Beli Rumah Buat Milenial Bergaji Rp5 juta per Bulan

Siasat Beli Rumah Buat Milenial Bergaji Rp5 juta per Bulan

Jakarta, CNN Indonesia -- Memiliki rumah pribadi kerap menjadi impian banyak orang. Namun, membeli rumah kini dapat menjadi tantangan besar bagi generasi milenial. Terutama, bagi mereka yang memiliki gaji pas-pasan Rp5 juta per bulan.

Pasalnya, harga rumah kian melejit seiring berjalannya waktu, apalagi yang terletak di kawasan perkotaan.

Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com, rumah di ibu kota dengan ukuran kecil tipe 21 harganya bisa mencapai Rp200 juta-an. Sementara untuk tipe yang lebih besar, harga dapat meroket hingga belasan miliar rupiah.


Walaupun mayoritas rumah saat ini dapat dicicil, masyarakat kerap kesulitan membayar uang muka (down payment/ DP). Tak ayal, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk menyewa apartemen ataupun mengontrak rumah dengan biaya pengeluaran yang jauh lebih kecil dibandingkan langsung membeli atau menyicil sebuah rumah pribadi. Menurut Perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho, sebetulnya generasi milenial yang gajinya pas-pasan dapat membeli rumah pribadi.

Namun, milenial harus memiliki komitmen dan pemikiran yang 'realistis' dalam memilih sebuah rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Terutama, dalam hal memenuhi nilai DP atau cicilan rumah yang diinginkan.

"Harus disadari dulu, pastinya akan sulit, apalagi yang memilih tinggal atau kerjanya di daerah Jakarta yang pilihannya sedikit," kata Andi saat diwawancarai CNNIndonesia.com, Kamis (19/12).

Apabila kemampuan pembayaran cicilan kecil, generasi milenial harus cermat dalam memilih rumah. Menurut Andi, masyarakat harus memilih rumah dengan cicilan paling besar sebanyak 20 persen dari gaji yang dimiliki.

"Artinya, yang kita perlu perhatikan, dengan gaji misal Rp5 juta, kita harus anggarkan untuk cicilannya dulu itu paling besar Rp1 juta. Nah, harus cari rumah yang cicilan per bulannya segitu," jelasnya.

Apabila berada dalam posisi tersebut, Andi pun merekomendasikan masyarakat untuk lebih memilih kawasan-kawasan yang berada di pinggiran ataupun luar Jakarta seperti Depok atau Bogor yang notabene memiliki harga rumah lebih murah ketimbang di Jakarta.

Untuk menyiasati biaya transportasi ke Jakarta, masyarakat dapat memilih rumah-rumah yang berada di kawasan transportasi umum yang mudah diakses seperti stasiun kereta.

"Lokasi itu akan memudahkan mereka. Walaupun jauh dari Jakarta, tapi mereka untuk ngantor itu masih dibilang enggak terlalu ribet karena dekat dengan stasiun kereta api. Lebih hemat dan lebih cepat juga," jelasnya.

Siasat Beli Rumah Buat Milenial Bergaji Rp5 juta per BulanSuasana di pameran properti. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).
Sementara untuk menyiasati DP yang cukup besar, Andi merekomendasikan masyarakat agar mencari rumah dengan DP 0 persen yang sudah cukup menjamur di beberapa daerah.

"Untuk DP, apabila belum dapat menyanggupi, bisa mencari yang DP-nya 0 persen, memang akan membutuhkan effort lebih. Namun, kriterianya memang seperti itu, dengan kondisi seperti sekarang," tuturnya.

Siasat Himpun Dana

Sementara itu, Perencana Keuangan Aidil Akbar Madjid menilai menabung dapat menjadi salah satu solusi bagi para pencari rumah untuk menyiasati harga DP rumah tersebut.

"Sebetulnya bisa saja menabung, jadi sekitar 20 atau 30 persen setiap bulan dari gaji ditabung, tapi ini butuh kedisiplinan yang tinggi, dan perhitungan yang matang," kata Aidil.

Kendati demikian, Aidil mengingatkan menabung memiliki risiko tersendiri. Sebab, bersamaan dengan waktu menabung, rumah-rumah di pinggiran juga berpotensi akan semakin langka dengan banyaknya masyarakat yang mulai mencari rumah.

"Bisa race against time (berpacu melawan waktu) juga, maka dari itu harus dipikirkan secara matang, enggak boleh terlalu lama juga untuk menabung," imbuhnya.

Untuk menanggulangi masalah tersebut, Aidil menyebut masyarakat dapat memilih alternatif lain, yakni dengan melakukan investasi.

"Investasi ditambah menabung itu lebih positif, walaupun harus lebih membutuhkan strategi dan pemikiran. Masyarakat dengan pendapatan minim bisa memulai investasi bersifat short term seperti emas yang memiliki risiko yang rendah," ujar Aidil.

Emas sendiri, menurut Aidil, merupakan instrumen investasi yang memiliki risiko rendah, lebih mudah dilikuidasi dan ditabung.

Hal itu membuat emas menjadi pilihan cocok bagi masyarakat yang memiliki pendapatan yang minim. Di sisi lain, investasi emas memiliki kelemahan karena nilainya yang fluktuatif dan bergantung komoditi pasar.

Selain emas, lanjut Aidil, masyarakat dapat mencoba untuk berinvestasi melalui saham ataupun reksadana. Walaupun risikonya lebih tinggi dibandingkan investasi emas, masyarakat dapat mendapatkan timbal balik yang juga tinggi.

"Bermain saham atau reksadana juga bisa dilakukan walaupun high risk tapi juga dapat high return, dan butuh pemahaman tentunya," jelasnya.

[Gambas:Video CNN]

(sfr)

Let's block ads! (Why?)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini
Powered by Blogger.