Search

Harga Emas Antam Naik Tipis Saat Global Melemah

Harga Emas Antam Naik Tipis Saat Global Melemah

Jakarta, CNN Indonesia -- Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp752 ribu per gram pada Rabu (18/12) pagi, naik Rp1.000 dari Rp751 ribu per gram pada Selasa (17/12). Sedangkan harga pembelian kembali (buyback) cuma naik Rp500 per gram dari Rp664 ribu menjadi Rp664.500 per gram pada hari ini.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp400,5 ribu, 2 gram Rp1,45 juta, 3 gram Rp2,15 juta, 5 gram Rp3,58 juta, 10 gram Rp7,08 juta, 25 gram Rp17,63 juta, dan 50 gram Rp35,18 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp70,3 juta, 250 gram Rp175,5 juta, 500 gram Rp350,8 juta, dan 1 kilogram Rp699,6 juta.

Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.


Sementara, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.480,3 per troy ons atau melemah 0,02 persen. Sementara harga emas di perdagangan spot stagnan di US$1.476,24 per troy ons pada pagi ini. Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan harga emas di pasar internasional akan tertekan rilis data manufaktur AS yang mulai menunjukkan perbaikan. Hal ini turut menyokong semakin positifnya perdamaian antara Amerika Serikat dan China, sehingga kembali menekan harga emas.

"Wall Street melanjutkan tren kenaikan sehingga masih menekan emas spot hingga hari ini," ucap Suluh kepada CNNIndonesia.com, Rabu (18/12).

Di sisi lain, sambungnya, penahanan tingkat suku bunga acuan dari berbagai bank sentral turut menekan harga emas.

"Tingkat suku bunga rendah tentu baik untuk emas," imbuhnya.

[Gambas:Video CNN]

Lebih lanjut, ia memperkirakan harga emas akan berada di kisaran US$1.466 per troy ons sampai US$1.486 per troy ons pada hari ini.

"Yang perlu diwaspadai saat ini adalah statement Presiden AS Donald Trump dan China terkait perdagangan dan tarif," tuturnya.

(uli/sfr)

Let's block ads! (Why?)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini
Powered by Blogger.