Jasad Mendiang Diktator Robert Mugabe Dimakamkan Akhir Pekan
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Zimbabwe menyatakan bakal menggelar proses pemakaman kenegaraan bagi mendiang mantan presiden Robert Mugabe pada akhir pekan ini. Namun, dilaporkan keluarga dan pemerintah berdebat tentang proses dan lokasi pemakaman.Seperti dilansir Reuters, Senin (9/9), menurut nota pemberitahuan terhadap sejumlah perwakilan negara asing dari Kementerian Luar Negeri Zimbabwe, proses persemayaman terhadap Mugabe akan dilakukan di Stadion Nasional di Ibu Kota Harare. Sedangkan pemakamannya akan dilakukan sehari setelahnya, tetapi lokasinya belum diberitahukan.
Mantan wakil presiden yang kini menggantikan posisi mendiang, Emerson Mnangagwa, memberikan status pahlawan nasional beberapa jam sebelum Mugabe tutup usia.
Sebelum meninggal, Mugabe sempat meladeni wawancara dengan surat kabar Zimbabwe Independent. Dalam wawancara itu, dia mengatakan enggan dimakamkan di taman makam pahlawan setempat karena kecewa dilengserkan dari kekuasaan dengan kudeta.
Kendati demikian, salah satu kerabat Mugabe, Leo Mugabe, menyatakan keluarga sudah membuat proses pemakaman versi mereka yang sudah diajukan kepada pemerintah. Namun, kata dia, sampai saat ini belum disetujui.
Pemerintah dan keluarga Mugabe juga dilaporkan berdebat soal lokasi pemakaman. Namun, juru bicara Mnangagwa, George Charamba, membantah hal itu dan menyatakan pemerintah akan memakamkan jasad Mugabe di taman makam pahlawan.
Menurut laporan surat kabar The Sunday Mail, jasad Mugabe diperkirakan tiba di Zimbabwe pada Rabu sore waktu setempat. Keluarga dan kepala suku akan menyambut kedatangan jenazah Mugabe di Bandara Internasional Robert Gabriel Mugabe.
Mugabe meninggal saat dalam perawatan di Singapura pada Jumat (6/9) pekan lalu pada usia 95 tahun. Dia sakit tak lama setelah militer Zimbabwe melakukan kudeta.
Dia adalah pejuang yang diangkat menjadi presiden Zimbabwe pada 1980. Sebelumnya dia bekerja sebagai guru di sejumlah tempat.
Pada sekitar 15 tahun pertama Mugabe dianggap baik dalam memimpin negara. Namun, lambat laun gaya kepemimpinannya berubah menjadi diktator dengan menyingkirkan lawan politiknya, hingga akhirnya dikudeta pada 2017. (ayp/ayp)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini