Audisi PB Djarum Mati, Satu Jalan ke Puncak Dunia Terkunci
Jakarta, CNN Indonesia -- Bila ingin melihat air mata, GOR Djarum, Kudus milik PB Djarum adalah salah satu tempat terbaik. Di sana ada dua jenis air mata, air mata karena luka dan air mata bahagia.Satu tahun sekali, GOR Djarum akan jadi tempat pertarungan bibit-bibit muda badminton. Mereka berjumlah puluhan, mungkin bisa mencapai ratusan, dan mereka sudah merupakan atlet-atlet pilihan.
GOR Djarum di Kudus adalah tempat berlangsungnya audisi final. Sebelum tiba di sana, anak-anak sudah menjadi yang terbaik di sejumlah kota yang jadi tempat audisi penyisihan sebelumnya.Audisi final adalah campur aduk banyak hal. Di GOR Djarum, ada mereka yang dinyatakan lolos dari audisi final, ada pula mereka yang gagal.
GOR Djarum adalah tempat sejumlah harapan saling berbenturan. Tidak semua harapan bisa berujung pada kenyataan.
Asrama PB Djarum yang terletak di kompleks yang sama dengan GOR Djarum di Kudus. (CNN Indonesia/Surya Sumirat)
|
Semua cerita perjuangan tidak selalu berujung pada kemenangan. Ada orang tua yang berpelukan dengan sang anak dengan riasan air mata senang. Banyak pula pelukan hangat orang tua yang menenangkan air mata yang jatuh karena sang anak dinyatakan gagal.
Badminton Indonesia adalah cerita tentang perjalanan panjang. Mereka yang jadi juara dunia adalah mereka yang mampu mengalahkan seluruh lawan-lawannya dari berbagai negara.
Namun sebelum sampai ke titik itu, mereka harus bisa lolos jadi pemain pelatnas dan masuk sebagai jajaran pemain terbaik di level nasional.
Ada air mata bahagia dan ada air mata kecewa setiap tahunnya di audisi final PB Djarum. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman)
|
Lolos PB Djarum tak serta merta menjadikan masa depan anak-anak itu cerah. Namun lolos masuk ke PB Djarum membuat harapan bisa berjalan tepat terarah.
PB Djarum sudah mengadakan audisi umum pada 2006. Audisi ini bertujuan untuk menjaring lebih banyak bakat bulutangkis Indonesia, bakat-bakat yang selama ini tak terjamah dengan metode talent scouting yang terbentur oleh waktu dan kesempatan. Dengan audisi umum, maka semua yang berminat bisa datang dan memamerkan kemampuannya.
[Gambas:Video CNN]
Prahara audisi ini kemudian muncul di pertengahan2019 lewat protes yang dilayangkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI menganggap ada unsur eksploitasi anak oleh industri rokok dalam audisi umum yang digelar oleh PB Djarum.
Salah satu indikasi yang dikemukakan oleh KPAI adalah lewat kaus bertuliskan 'Djarum Badminton Club' yang dikenakan oleh para peserta audisi.
KPAI yang sempat bertemu PB Djarum di akhir 2018 menyatakan nama audisi tersebut harus berubah dan tak lagi mengandung unsur 'Djarum' di dalamnya.
PB Djarum sempat menegaskan bahwa PB Djarum dan Djarum yang merupakan produsen rokok adalah dua identitas berbeda, pun begitu halnya dengan Djarum Foundation yang memayungi audisi ini.
Kedua pihak sempat kukuh pada pendirian masing-masing. Namun sebelum ada langkah konkret untuk penyelesaian dua perbedaan pendapat ini, PB Djarum memilih untuk bertindak.
Setelah melepas nama 'Djarum' dari Audisi Umum yang mereka lakukan, PB Djarum menyatakan audisi umum di tahun 2019 adalah audisi umum terakhir yang bakal dilakukan. Untuk format pembibitan tahun berikutnya, PB Djarum masih akan memikirkan cara dan formula yang bakal dilakukan.
Belum jelas keputusan PB Djarum untuk penghentian audisi ini berlaku sementara atau selamanya.
Belum jelas arti dari keputusan PB Djarum ini. Entah itu bentuk kepasrahan atau mundur selangkah demi pembuktian.
Karena terkadang efek dan besarnya keberadaan, dalam hal ini audisi umum PB Djarum, justru bakal lebih terasa saat mereka sudah hilang.
Cerita-cerita luar biasa perjuangan orang tua dan anak untuk bisa mengikuti audisi umum PB Djarum sudah terbiasa menggema di Kudus setiap tahunnya. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman)
|
Badminton adalah salah satu identitas negara ini. Olahraga ini sudah terbukti memperkenalkan nama Indonesia ke tingkat dunia. Dari generasi ke generasi, badminton jadi satu-satunya olahraga yang sejauh ini bisa memberikan medali emas bagi Indonesia di ajang Olimpiade.
Dalam sukses Olimpiade 2016, pemerintah memberikan bonus masing-masing Rp5 miliar untuk Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sebagai peraih medali emas di Rio de Janeiro.
Jumlah Rp5 miliar terasa 'Wah', namun sejatinya angka itu termasuk murah. Dalam momen tersebut, pemerintah hadir di puncak keberhasilan.
Tanpa mengecilkan kehebatan Kemenpora yang meningkatkan jumlah bonus Olimpiade menjadi Rp5 miliar, lima kali lipat dari aturan bonus sebelumnya, butuh lebih banyak dana untuk menghasilkan Tontowi/Liliyana serta juara dunia dan juara Olimpiade sebelumnya.
PP PBSI adalah salah satu organisasi yang mampu memiliki pembiayaan mandiri. Roda organisasi sudah berjalan sehingga untuk pembiayaan rutin turnamen tahunan tak lagi bergantung pada pemerintah. Pemerintah baru akan ikut ambil bagian pendanaan dalam ajang multi event macam SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade.
Kevin Sanjaya Sukamuljo adalah salah satu hasil dari audisi umum PB Djarum. ( CNN Indonesia/Safir Makki)
|
PP PBSI selama ini ditopang oleh pasokan pemain-pemain dari sejumlah klub besar, macam PB Jaya Raya, PB Djarum, PB Tangkas, SGS, Mutiara, Suryanaga, PB Exist dan sejumlah klub lainnya.
Miliaran rupiah yang dihabiskan klub-klub tiap tahun untuk menempa atlet, termasuk memenuhi kebutuhan untuk latihan dan turnamen, belum menggaransi mereka bisa memiliki pemain hebat yang akhirnya terpilih masuk pemusatan latihan di Cipayung.
Peran dari klub-klub untuk membina pemain-pemain muda badminton inilah yang kemudian menutupi lubang dan celah pembinaan yang tidak bisa diambil seluruhnya oleh negara karena keterbatasan dana.
PB Djarum memulai tren audisi umum sehingga ruang lingkup penjaringan lebih luas, bukan hanya untuk mereka-mereka saja yang sudah berkecimpung dari turnamen ke turnamen, melainkan juga mereka yang kesulitan mengikuti turnamen daerah secara rutin.
Audisi umum membuat bakat-bakat muda bisa 'memotong jalur' untuk menarik perhatian klub besar dengan lebih cepat. Pemain-pemain berbakat di luar Jawa [Pulau Jawa selama ini disebut sebagai pusat perkembangan bulutangkis] bisa dengan lebih mudah ditemukan bila mereka ikut audisi umum, tanpa harus mengarungi banyak turnamen di berbagai daerah sebelum akhirnya terlihat oleh pencari bakat.
Keputusan PB Djarum menutup audisi umum pada tahun depan tak serta-merta memutus rantai regenerasi badminton Indonesia. Masih ada banyak klub di Indonesia yang kini juga tergerak menggelar audisi umum untuk menjaring lebih banyak potensi berbakat.Namun dengan kondisi audisi umum PB Djarum mati, ada satu jalan menuju pentas dunia yang telah terkunci. Sebuah jalan yang pernah dilalui oleh Kevin Sanjaya, ganda putra nomor satu di dunia saat ini. (har)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini