Search

Kecewanya Penyidik KPK Terkena Serimpung dari Dalam

DPR pernah menyoroti KPK, kenapa di era Agus Rahardjo OTT banyak menyasar yang kecil-kecil dan recehan? Petisi 114 penyidik dan penyelidik KPK mungkin jadi jawabannya. Ternyata, penyidik-penyelidik KPK sekarang tak bebas bergerak, tak boleh ini dilarang itu. Apa boleh buat, yang kecil-kecil pun ditelateni.

KPK sebelum dipimpin Agus Rahardjo, tak begitu sering tangkap OTT pelaku korupsi. Tapi begitu dapat tikus berdasi, kelas “tikus werog” yang gede dan gemuk, nilainya korupsinya miliaran. Cucuk (sepadan) dengan kerja keras penyidik KPK.

Tapi sekarang, di samping yang kelas kakap, yang kecil-kecil pun ditelateni, yang nilai korupsinya hanya ratusan juta seperti Ketua DPD Irman Gusman. Kini bukan saja anggota DPR, DPRD pun disikat KPK. Maka hampir setiap minggu ada OTT dengan tangkapan para Kepala Daerah dan DPRD berbagai kota.

Wakil Ketua DPR semisal Fadli Zon-Fahri Hamzah sering sekali mengkritisi KPK, kenapa sekarang lebih rajin ke penindakan –yang kecil-kecil pula– ketimbang pencegahan. Rupanya ini ada kaitannya dengan petisi 114 penyidik-penyelidik KPK kepada pimpinannya. Isinya berupa keluhan sehubungan dengan hambatan tugas,

Ada 5 point dalam petisi itu, yang selama ini menyerimpung pekerjaannya sebagai pemburu tikus-tikus negara. Di antaranya, penundaan penangaan perkara, bocornya rencana OTT, larangan menggeledah dan pencekalan, tak boleh menyasar big fish (pejabat lebih tinggi, di atasnya).

Kebocoran OTT misalnya ketika penyidik KPK tengah mengintai rapat pejabat Pemprov Papua di Hotel Borobudur. Gara-gara ter-intai tahu, penyidik KPK malah kena hajar. Sampai mantan Ketua KPK Abraham Samad menilai, petisi itu bukti keresahan mereka karena sejumlah persoalan mendasar belum terselesaikan. Misalnya kasus penyiraman penyidik Novel Baswedan.

Ini memang kasus luar biasa. Dua tahun siapa pelaku dan dalangnya belum terungkap. Seakan frustasi, Novel pernah bilang. “Bukan soal kemampuan, polisi berani atau tidak?” Wah, jika polisi tak berani, jangan-jangan memang “big fish”-nya juga.

Wadah Pegawai KPK, akan mendeklarasikan bahwa tanggal 11 April hari ini sebagai Hari Teror Pemberantasan Korupsi. Ini sindiran telak buat pemerintah. Sudahkah Presiden Jokowi tagih lagi ke Kapolri Tito Karnavian, soal berlarut-larutnya kasus Novel Baswedan? – gunarso ts

Let's block ads! (Why?)

http://poskotanews.com/2019/04/12/kecewanya-penyidik-kpk-terkena-serimpung-dari-dalam/

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

Powered by Blogger.