DALAM debat Cawapres beberapa malam lalu, Cawapres Sandiaga Uno berani bilang, “Rakyat terbebani banyak kartu.” Di mana bebannya? Kartu (Tanda) Penduduk (KTP), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), rakyat miskin diuntungkan. Justru yang membebani rakyat adalah: tagihan tunggakan Kartu Kredit!
Semenjak ABG kita kenal dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Tak hanya kenal, harus memiliki ketika telah berusia 17 tahun. Bahkan sekarang ada pula Kartu Identitas Anak (KIA) yang bisa diperoleh sejak balita. Memasuki era globalisasi yang serba digital, ada pula Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Nikah, bahkan Kartu Kredit.
Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan KIS (Kartu Indonesia Sehat), ada sejak pemerintahan Jokowi-JK. Dengan KIP keluarga tak mampu dapat bantuan pemerintah untuk pendidikan anak-anaknya. Begitu pula dengan KIS, negara membantu meringankan orang miskin dalam urusan kesehatan di samping BPJS-Kesehatan tentunya.
Dari sekian banyak kartu di Indonesia, paling populer memang Kartu (Tanda) Penduduk. Sejak usia 17 tahun, setiap penduduk Indonesia wajib memiliki KTP. KTP dulu setiap daerah memasang logo pemdanya dalam KTP. Tapi sejak ada KTP nasional, logo Pemda tidak tampil lagi KTP sekarang dibuat lebih canggih, meski harus pakai tumbal Ketua DPR tumbang gara-gara memark up biaya pembuatan e-KTP.
Demikianlah, karena begitu banyak kartu yang beredar di negeri ini, Cawapres Sandiaga Uno dalam debat Capres sampai bilang, terlalu banyak kartu yang membebani rakyat. Mestinya, hanya dengan satu Kartu Penduduk, rakyat sudah bisa akses berbagai keperluan.
Sebetulnya, yang membebani rakyat itu justru Kartu Kredit! Orang sekarang kebanyakan memiliki Kartu Kredit yang dikeluarkan berbagi bank. Lihat saja dompet mereka, antara Kartu Penduduk dan Kartu Kredit berbagi tempat. Kelihatannya menambah gengsi pemiliknya, padahal itu malah tanda-tanda orang hobi ngutang!
Kini pengguna Kartu Kredit sudah lebih dari 17,2 juta. Ini akibat gencarnya pihak bank mempromosikan Kartu Kredit. Dengan Kartu Kredit limit minimal Rp3 juta, orang sudah merasa pede masuk toko meski kantong bokek. Padahal jika tidak pandai-pandai menggunakannya bisa menumpuk utangnya, karena tiap bulan hanya mampu bayar bunganya (limit). Jika sampai dikejar debt kolektor, jadi beban sang nasabah. – (gunarso ts)
http://poskotanews.com/2019/03/20/yang-membebani-rakyat-itu-justru-tagihan-kartu-kredit/Bagikan Berita Ini