PEJABAT dan penjahat beda tipis. Hari ini pejabat, besok bisa jadi penjahat dan ditangkap KPK. Mengapa para pejabat mau berbuat curang, mencari uang dengan cara korup, ya karena biaya politik tinggi. Jadi apa boleh buatlah.
Itu ucapan Romahurmuziy, Ketua Umum PPP dalam satu acara, dan itu viral di medsos. Seakan dia mau memberi tahu pada masyarakat luas, harus paham apa yang dikerjakan para pejabat sampai menyeleweng salah jalan, adalah karena keadaan yang sangat mendesak dan mau nggak mau nggak bisa dihindari.
Begitulah, lalu nggak lama kemudian setelah komentar, ’beda tipis’ tersebut, dia pun dicokok KPK, karena diduga terima suap ‘jual beli’ jabatan di Kementerian Agama.
Rommy, begitu panggilannya, mungkin satu-satunya pejabat yang sadar betul bahwa apa yang dilakukan adalah salah. Tapi, yang sangat dia nggak sadar adalah mengapa sebagai pejabat memilih jadi penjahat? Sebab, walapun beda tipis, bagi orang yang sadar, yang normal, pasti akan memilih jadi pejabatlah!
Jadi jangan minta masyarakat luas harus ikut memahami dirinya, mengapa terjun ikutan jadi koruptor, mengikuti jejak pejabat lain? Ah, masyarakat pasti akan bilang, “ Ente juga sama kayak yang lain, korupsi, karena serakah!”
Ya,begitulah ceritanya. Mau beda tipis atau tebel, semua tergantung kita. Yang namanya penjahat, kalau mau membobol tembok tebal atau tipis, nggak peduli itu dinding dibuat dari beton atau besi baja. Membobol brangkas, nggak peduli itu berat, keras dan pakai konci rahasia pula. Dilibas saja!
Sekali lagi nggak ada alasan, bahwa masyarakat luas harus mengerti kalau semua pejabat pada ikutan jadi koruptor. Menerima suap. Ya, macam-macamlah, ada yang jadi calo proyek. Minta bagian uang pembangunan, atau jual beli jabatan. Ini yang ‘dijual’ Rommy.
Ya, sekarang pilih, mau jadi pejabat atau penjahat. Hemm, banyak yang keblinger. Pilih jadi penjahat! – (massoes)
http://poskotanews.com/2019/03/20/beda-beda-tipislah-bung/Bagikan Berita Ini