BIASANYA yang jadi korban tawuran pelajar adalah anak yang baik-baik. Mengapa begitu? Pertama, mereka nggak pengalaman di jalanan. Bahwa yang namanya tawuran, pesertanya bringas membabi buta. Pokoknya libas, gebuk atau bacok. Sekali lagi nggak peduli yang digebuk itu sasarannya atau bukan. Pokoknya harus dilibas!
Bagi anggota geng yang sudah biasa berlaga, mereka tahu situasi dan kondisi. Kalau gawat mereka mundur, menghindar alias kabur. Sembunyi sambil cari aman, dan kalau ada kesempatan untuk maju maka menyeranglah. Jadi yang kayak gini ini aman, karena bisa membaca situasi dan kondisi.
Tapi, ada juga sih yang cuma gagah-gagahan, biar dialem sama kawan anggota geng lainnya.” Gue berani nih! ” katanaya dengan bangga. Nggak tahunya, lawan nggak kasih ampun,langsung saja dibacok, dan kalau masih untung ya selamat, atau kalau nggak ya, nyawa melayang sia-sia.
Kalau benar yang jadi korban adalah anak atau pelajar baik-baik, maka betapa kasihannya mereka. Bukan saja nasibnya sudah selesai sia-sia, tapi juga orang tua yang ditinggalkannya sangatlah sedih. Bayangkan saja,misalnya punya satu anak, itu didapat dengan susah payah, tapi ketika sudah beranjak remaja dia tewas karena tawuran? Sekali lagi bayangkan, siapa pun orang tua mereka, akan bersedih berkepanjangan.
Lalu apa yang harus dilakukan? Apakah akan membalas si pembunuh,hutang nyawa bayar nyawa, begitu? Ini negara hukum,Bung!
Tapi memang, hal ini bisa saja terjadi. Banyak kasus, ketika kawan seanggotanya jadi korban, maka anggota lainnya dengan tanpa diminta ramai-ramai membalas dendam. Tapi, apakah akan terus begitu? Hukum nggak berfungsi dong?
Ya, bukan itu yang dimaksud, saling balas membalas. Ini bukan debat politik yang saling mengajukan program. Program gue bagus, program luh jelek! Omdo, omong doang! Begitu?
Bukan begiu, tapi marilah, didik dan awasi anak-anak jangan sampai terjerumus pada hal-hal yang buruk. Semua nggak ada untungnya. Yang ada, ya buntung. Buntung tangan atau kaki jika kena bacok lawan! – (massoes)
http://poskotanews.com/2019/01/26/tak-untung-tapi-buntung/Bagikan Berita Ini
