Search

Pemerintah Kurang Menghargai Hasil Karya Seni Anak Bangsa

LAGI-lagi terbetik kabar, rumah bersejarah akan dijual. Dulu di Surabaya rumah untuk siaran perjuangan Bung Tomo juga sempat dijual dan diruntuhkan. Kini di Madiun, rumah Sartono, pencipta Hymne Guru, juga akan dijual. Pemda setempat, atau pemerintah pusat (Kemendikbud) ke mana saja? Kenapa tak bisa menghargai karya anak bangsa?

Bung Karno pernah mengatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Pahlawan itu tidak melulu yang mati dalam perang membela negara, tapi juga para anak bangsa yang telah berhasil menciptakan karya-karya yang berguna bagi bangsanya.

Di masa Orde Baru, Presiden Soeharto memberikan penghargaan uang Rp 1 juta untuk Ir. Tjokorda Raka Sukawati, atas prestasinya menemukan teknologi beton Sasrabahu, untuk pembangunan jalan tol layang. Kecil amat! Mestinya diberikan Rp 1 miliar waktu itu juga tidak rugi. Tapi lagi-lagi pemerintah beralasan klasik, bukan besarnya uang tapi perhatian negara atas pretasi anak bangsa.

Bulan Mei 2016 juga terjadi Surabaya, rumah peninggalan Bung Tomo untuk siaran perjuangan dijual dan diratakan dengan tanah. Pemkot Surabaya merasa kebobolan, dan akhirnya solusinya: bangunan itu harus direstorasi sebagaimana aslinya. Tak jelas, sudah dilaksanakan atau belum. Yang pasti, Pemkot dalam soal PBB tak mengistimewakan rumah bersejarah, tetap dipungut tinggi. Padahal keluarga belum tentu orang mampu.

Sekarang giliran di Madiun. Rumah almarhum Sartono, pencipta Himne Guru juga hendak dijual. Sebab rumah di Jalan Halmahera No 98, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun itu tak ada yang merawatnya. Dilihat dari kondisi pisik rumah, Ny. Damiati sebagai janda almarhum memang bukan orang berkecukupan.

Mumpung belum terlambat, Pemkot Madiun, atau Kemendikbud sekalian, harus turun tangan. Almarhum adalah pencipta lagu yang selalu dinyanyikan para guru dan murid dalam berbagai upacara. Jika rumah itu sampai terjual, nantinya tinggal menyesali. Paling-paling dimusnahkan, hanya diambil tanahnya belaka, dan hilanglah nilai kesejarahanannya. Di tangan negara, rumah itu bisa dipugar dan dipertahankan. – gunarso ts

Let's block ads! (Why?)

http://poskotanews.com/2019/01/31/pemerintah-kurang-menghargai-hasil-karya-seni-anak-bangsa/

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

Powered by Blogger.