JIKA ada anak yang berani melawan orang tua, dia anak durhaka. Balasan buat orang durhaka apa? Ya, azab sengsara di dunia dan akhirat. Itu yang dipertanyakan bagi orang beragama? Lalu bagaimana jika ada orang yang paham agama, lalu jadi koruptor? Kayaknya azab sengsaranya juga harus berlipat-lipat.
Seperti orang yang mencuri kotak amal di mesjid. Kalau kepergok nggak usah digebuki, karena yakin bakalan kena azab. Bayangkan saja, itu uang yang disumbangkan jamaah untuk kepentingan ibadah. Merawat dan keperluan syiar agama. Tapi, disikat juga, ya maling, nggak peduli mau digebuki atau mau dapat dosa dan azab. Bagi mereka pokoknya bisa menguasai barang yang dicuri buat kepentingan diri sendiri, nggak peduli akibatnya.
Nah, bicara maling kotak amal, bisa jadi itu si pencuri kelas coro, yang pengetahuan agamanya, mungkin nihil. Tapi, ada orang pinter dan tahu agama, bahwa yang namanya berbuat jahat apa pun itu, bakalan dosa. Apalagi yang dijarah adalah untuk kepentingan agama.
Kasus yang terjadi di Lombok adalah contoh yang sangat memprihatinkan. Ada oknum dari kantor Kementerian Agama, menyunat bantuan pembangunan mesjid yang rusak akibat gempa beberapa waktu lalu.
Apa komentar masyarakat jika ada orang yang kaya begini? Pasti sumpah serapah yang bakalan keluar. Bagaimana nggak jengkel, ketika masyarakat korban gempa ingin cepat perbaikan rumah dan tempat ibadah mereka. Tapi, dananya malah dikorupsi? Inilah manusia koruptor yang pantas kena azab dan sengsara. Manusia yang nggak tahu malu, bernar-benar mata hatinya sudah buta!
Inilah manusia yang mengerti agama, tapi nggak tahu dosa. Mereka pandai bicara baik buruk, yang keluar dari mulutnya, seperti asap menguap, entah jadi apa.
Ya, sekarang terserah Majelis Hakim yang terhormat, hukum ada di tangan mereka. Saran, ganjar mereka seberat-beratnya! –massoes
http://poskotanews.com/2019/01/17/ngerti-agama-tak-ngerti-dosa/Bagikan Berita Ini