GURU, siapa yang nggak kenal, dan tak menerima jasa mereka? Guru ada di mana-mana di pelosok desa, lembah, pegunungan sampai di kota besar. Ya, tentu saja mereka mengajar di sekolah. Sekolah yang reot sampai megah.
Mereka mengajarkan, dari apa yang orang nggak tahu; tentang angka-angka sampai pandai menghitung. Tentang huruf-huruf, sekaligus merangkai dan membaca. Orang yang kepalanya semula kosong, hingga terisi ilmu pengetahuan. Bukan itu saja, guru juga mengisi rohani, tentang agama, etika, sopan santun. Mengisi jasmani, hingga badan sehat dan segar bugar! Wah, banyaklah yang diajarkan guru pada anak didiknya, yang kemudian akan menjadi siapa saja. Orang-orang besar, karena jasa guru!
Guru memang tugasnya mengajar, mendidik. Jadi sangatlah bangga bila ada anak didiknya yang kemudian hari menjadi orang. Apakah pejabat, pengusaha sukses. Atau,syukur jadi Presiden! “ Dia itu dulu murid Bapak!” kata sang guru banga.
Ya, sang guru cukup dengan bangga. Nggak ada guru yang merasa tersaingi ketika anak didiknya sukses. Guru ya tetap guru, yang selalu berkutat dengan ilmu yang harus ditularkan pada murid-muridnya.
Lebih dari itu, seyogyanya guru juga mengajar sambil menimba dan menambah ilmu bagi dirinya. Jadi, walau anak didiknya sudah duduk di tempat yang tinggi di atas sana, ilmu sang guru nggak pernah kalah!
Lalu bagaimana nasib guru? Apakah masih seperti yang digambarkan oleh Iwan Fals? Guru sebagai Oemar Bakrie. Dengan sepeda reotnya, dengan nasib yang pas-pasan, tapi tetap semangat mengabdi?
Begitulah adanya. Kayaknya masih ada sebagian guru yang nasibnya harus diperjuangkan. Terutama mereka para guru honor, yang masih menerima upah kurang layak?
Selamat Hari Guru! Semoga tetap semangat mengajar, menghitung membaca, budi pekerti, etika dan sopan santun, membangun manusia menjadi baik.
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa! Walaupun semua paham, bahwa jasamu sangatlah banyak! -massoes
http://poskotanews.com/2018/11/26/semangat-oemar-bakrie/Bagikan Berita Ini