MASYARAKAT memang mengharapkan pejabat sering-sering turun ke bawah, Ya, ke mana saja, tempat hunian warga, ke pabrik, ke pasar ke sawah, ke sungai, juga tengok pintu air banyak sampah apa nggak, sudah mulai musim hujan. Jadi jangan sampai sampah menumpuk baru dilihat?
“ Ke pasar, juga perlu tuh , agar harga sembako stabil?” kata tetangga Bang Jalil, yang siang itu ngobrol di gang lingkungan sehabis kerja bakti.
Ya, sudah seperti biasa, kalau lagi ada pejabat mau datang ke wilayah, maka sudah pasti tempat tersebut bersih, teratur, aman dan tertib. Lihat tuh, jalan raya, banyak petugas. “ Para pengendara pengguna jalan juga pada tertib. Sebelumnya, angkot ngetem di lampu merah, sepeda motor main nikung aja di tikungan yang terlarang, dan pada melawan arus!”
Tapi ada yang jengkel tuh. Para pedagang yang biasa menggelar lapak di trotoar diusir petugas Trantib?
Malah sebagian warga terutama ibu-ibu sudah sejak subuh, ikutan senam di alun-alun kota. Berseragam pula, pokoknya oke deh. Nampak ceria, lepas dari beban sehari-hari, karena bakalan ketemu sama pimpinan negeri tercinta. Ya, walau sekadar melambaikan tangan atau kalau beruntung bisa bersalaman, berselfie ria?
Ya, terlepas dari semua, kegiatan para pejabat untuk tuba memang sangat luar biasa dampaknya bagi kepentingan masyarakat. Seperti tadi masalah disiplin di jalan raya. Maklum, sebagian warga masih acuh tak acuh pada tanda dan rambu-rambu yang ada. Mereka masih ‘takut’ sama pisik petugas polisi, Satpol PP, atau petugas lain.
Eh, soal harga juga bisa diredam. Warga boleh tuh langsung belanja ketika lagi ada kunjungan pejabat ke pasar? Atau syukur kalau setiap hari ada operasi pasar? Bagi ibu-ibu, sembako turun harga seribu dua ribu rupiah, lumayan!
Mau jadi gubernur, wakil gubernur, walikota, bupati atau wakilnya? Silahkan. Syarat, mau blusukan. “Awas, tidak blusukan cari proyek, karena ujung-ujungnya ditangkap KPK? “ ujar tetangga Bang Jalil. – massoes
Bagikan Berita Ini
