TITIEK Soeharto adalah politisi Golkar yang loncat ke Partai Berkarya. Sebagai Timses Capres Prabowo yang notabene mantan suaminya, dalam kampanyenya dia menegaskan, jika Prabowo jadi presiden RI akan balik pada era Orde Baru, sehingga mampu swasembada pangan. Agaknya Titiek merasa, “Penak jamane bapakku, ta?”
Dulu Titiek Soeharto dari era Orde Baru sampai era reformasi, adalah politisi Golkar. Lewat Dapil DIY dia berhasil jadi anggota DPR. Tapi tiba-tiba Golkar di bawah Setya Novanto dukung pemerintahan Jokowi. Titiek pun bak duduk dalam bara. Maka ketika sang adik bikin Partai Berkarya, loncatlah dia ke sana. Katanya, biar bisa mengkritik Jokowi.
Kebetulan partainya Tommy Soeharto ini dukung Capres Prabowo. Maka ketika Titiek ditunjuk sebagai anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Capres No. 02, dia kampanyekan Prabowo sesuai dengan wawasan dan pengalaman Titiek sendiri.
Di masa sang ayah berkuasa, Indonesia memang sempat swasembada beras. Maka ketika di era Jokowi malah banyak dibuka kran impor sehingga petani tercekik, dalam sebuah kampanyenya Titiek mempertanyakan, apakah presiden seperti itu kita beri kesempatan menjabat dua kali? Lalu katanya, “Jika Prabowo jadi presiden, maka RI akan dikembalikan ke era Orde Baru.”
Di masa Pak Harto berkuasa, Indonesia memang sempat berswasembada beras, RI dapat penghargaan internasional, dan Indonesia terkenal di manca negara. Harga sandang pangan murah, pekerjaan mudah didapat. Mungkin dalam hatinya Titiek Soeharto mengatakan, “Penak jamane bapakku ta?”
Senada dengan Cawapres Sandiaga Uno, dia mempertanyakan, uang Rp 50.000,- sekarang dapat apa? Ya jelas untuk belanja perolehannya lebih sedikit, karena pengaruh inflasi dari tahun ke tahun. Tahun 1983, uang limapuluh ribuan Pak Harto senyum, buat ongkos bersalin di bidan saja masih ada kembalian Rp 15.000,- Buat beli semen 40 Kg masih dapat lebih dari 10 sak.
Titiek banggakan swasembada beras sang ayah, tapi akhirnya di masa Orde Baru kita impor beras juga. Di masa Pak Harto rakyat terjamin nyokot (baca: makan), tapi dilarang nyocot (baca: bicara). Yang berani bicara keras, bakal hilang dari peredaran sebagaimana para pelaku “Petisi 50”. Apakah Titiek lupa akan hal ini? – gunarso ts
http://poskotanews.com/2018/11/21/apakah-mantan-menantu-pak-harto-ingin-kembalikan-era-orde-baru/Bagikan Berita Ini