SEORANG bapak menggendong anak lelakinya yang masih balita memasuki sebuah mesjid untuk salat Jumat. Dengan hati-hati anaknya diturunkan dari gendongannya dan didudukan disamping, sementara sang ayah salat, si anak malah bergayut di bahu dan pangkuan bapaknya. Bagi si ayah hal semacam ini sudah biasa, dia terus salat, tanpa terganggu ulah anak balitanya.
Itulah ilustrasi, seoarang ayah yang begitu sayangnya pada sang anak. Dia membawa anaknya ke mesjid adalah sebagai bentuk pendidikan dasar agar anaknya mengerti dan mengenal tentang agama. Bahwa hidup itu ada tuntunannya. Hidup tidak seenaknya. Ada aturan dunia akhirat yang harus diikuti dan diyakini, yakni agama.
Begitulah seyogyanya orang tua mendidik anak sejak kecil, sejak dini. Anak harus mendapat pengawasan dari kedua orang tua. Tapi, ketika ada anak usia balita yang kemudian menggelandang sendiri, dimana tanggung jawab orang tua? Bahkan dalam kenyataannya banyak anak balita yang mencari uang atau sengaja dijadikan ‘pekerja’ di pinggir jalan sebagai peminta-minta.
Sementara anak yang seharusnya masih dalam dekapan kasih sayang orang tuanya, malah mencari nafkah. Bukan itu saja, bahkan bisa jadi dia sudah menjadi petualang, mengelandang kesana kemari. Sudah mengenal dunia keras di luar sana, minuman keras dan narkoba, bahkan sudah mengenal seks.
Misalnya, bocah yang biasa mengobat dengan menelan dan mengisap lem. Ternyata akibat dari mabok lem juga sama saja dengan efek samping narkoba atau miras. Buktinya mereka yang ngelem tadi bisa nekad melakukan kejahatan, bahkan sampai mempekosa.
Kasus balita yang baru berumur 18 bulan tewas karena disodomi bocah 9 tahun, miris dan sangat memprihatinkan.Bayangkan bocah di bawah umur sudah doyan seks menyimpang?
Jadi marilah, tolong anak-anak titipan Yang Maha Agung ini. Selain orang tua, mohon juga campur tangan pemerintah. Jangan ditunda-tunda lagi! -massoes
http://poskotanews.com/2018/10/02/titipan-yang-harus-dijaga/Bagikan Berita Ini
