BOS minimarket memergoki penjahat, lalu dibantai sampai tewas. Mengenaskan. Para penjahat ini dengan sadis membacok sekujur tubuh korban. Bisa dibayangkan, kayaknya korban tak mampu menahan dan membela diri ketika dihujani bacokan.
Soal kekerasan dengan mengakibatkan luka berat dan sampai kematian, saat ini terjadi setiap saat. Utmanya dilakukan oleh para penjahat dalam melakukan aksinya, merampok, membegal atau mencuri.
Mereka melakukan kekerasan pada korban yang memergokinya. Bisa juga si penjahat panik, lalu membabi buta menganiaya korban. Panik karena takut tertangkap, takut diketahui? Misalnya, seperti kasus di Tangerang, di mana keponakan tega menusuk tubuh bibinya dengan obeng karena kepergok mencuri uang.
Mengapa penjahat nggak langsung lari saja, ketika kepergok, kok malah membacok? Agaknya tindakan melumpuhkan adalah hal yang paling tepat. Bahwa nalurinya memang begitu. Pokoknya yang namanya koban siapa pun mereka harus dilumpuhkan. Bacok, tembak atau apa saja, yang penting korban tak mampu menangkap mereka.
Ayo siapa yang mau bilang kalau penjahat itu harus dikasihani? Misalnya, kalau tertangkap massa jangan dianiaya. Jadi lepas saja, biarkan si penjahat aman-aman saja.
Memang warga nggak mengatakan, setuju atau tidak. Mereka akan melakukan tindakan yang sudah biasa, apakah itu yang disebut pengadilan jalanan, main hakin sendiri, atau apalah namanya. Tapi, yang jelas kalau bisa menangkap penjahat hidup-hidup akan dihajar sampai babak belur.
Apakah ini yang disebut balas dendam? Masyarakat sangat marah pada ulah penjahat yang sadis? Tidak jelas, Bro! Yang jelas adalah bahwa penjahat makin liar saja, dan sangat membuat warga was-was. – (massoes)
http://poskotanews.com/2018/10/05/ketika-penjahat-makin-sadis/Bagikan Berita Ini