Qasem Soleimani, "Orang Kuat" Iran yang Tewas di Tangan AS

Soleimani bukan orang sembarangan. Dia dinilai sebagai salah satu tokoh paling populer dan berpengaruh di Iran.
Ia dipandang sebagai musuh mematikan oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Kematiannya diperkirakan bakal membangkitkan amarah rezim Iran yang memang memiliki bara permusuhan dengan AS, usai Revolusi 1979 yang berhasil menggulingkan kekuasaan Syah Reza Pahlevi.
Bagi para musuh-musuh Teheran, Soleimani dipandang sebagai arsitek utama yang berhasil memperkuat pengaruh Iran di kawasan. Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan menjaga hubungan baik dan menjadikan milisi-milisi Syiah di Timur Tengah sebagai sekutu Iran.
Cara itu dinilai tepat karena efektif untuk membantu Iran mengusir ISIS di Suriah dan Irak, serta mengimbangi kekuatan Arab Saudi dan Israel yang merupakan musuh bebuyutan di kawasan.
Soleimani bahkan masuk sebagai 100 orang paling berpengaruh versi majalah TIME dua tahun lalu.
"Bagi kelompok Syiah di Timur Tengah, Soleimani adalah James Bond, Erwin Rommel, dan Lady Gaga digabung menjadi satu," tulis mantan analis CIA, Kenneth Pollack, dalam profil majalah TIME pada 2017 lalu.
"Sementara itu, bagi Barat, dia orang yang bertanggung jawab memperluas pengaruh Revolusi Islam Iran di kawasan, mendukung kelompok teroris, dan pihak yang berupaya menumbangkan pemerintahan pro-Barat di Timur Tengah," paparnya menambahkan seperti dikutip AFP.
Bagi Irak, jasa Soleimani juga tidak sedikit. Ia menjadi salah satu pihak asing yang terlibat dalam pembentukan pemerintah di Irak.
Pria 62 tahun itu juga berhasil menekan orang-orang Kurdi di Irak untuk menghentikan rencana mereka memerdekakan diri pasca-referendum pada September lalu.
Sebelum tewas, Soleimani masih memimpin Pasukan Quds yang merupakan pasukan elit militer Iran sejak 2001, tepatnya ketika AS menginvasi Afghanistan. Ia juga pernah bertempur di Aleppo, Suriah.
Serangan AS terhadap Soleimani terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerbu kedutaan besar Amerika Serikat di Baghdad.
Jasad Soleimani hanya dikenali dari cincin yang digunakannya. Wakil komandan milisi Syiah Irak (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis, petinggi milisi Kataib Hizbullah, dan seorang petugas protokoler bandara Irak, Mohammed Reda juga turut meninggal dalam insiden tersebut.
Soleimani sudah beberapa kali pernah dilaporkan meninggal yakni saat kecelakaan pesawat pada 2006 di barat laut Iran, ledakan bom di Damaskus, Suriah, pada 2012, dan terakhir dalam pertempuran melawan pemberontak di Aleppo, Suriah pada November 2015. (rds/ayp)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini