Peneliti Soal Chimera Langgar Kodrat: Tergantung Tujuan

Para ilmuwan menyuntikkan sel induk monyet ke dalam 4.000 embrio babi yang telah dibuahi, lalu menanamkan di induk babi dan membiarkan kehamilan terus berlanjut.
Kepala Lab Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM Tuty Arisuryanti memaparkan proses perkawinan antar spesies. Menurut dia, perkawinan terjadi karena ada kesamaan pada DNA monyet dan babi.
"Suatu fragment DNA ada bagian yang lestari atau conserved di mana banyak spesies memiliki kesamaan," ujar Tuty saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (13/12).
Bahkan, apabila peneliti fokus ke bagian DNA tertentu, maka bisa terlihat bahwa selain babi dan monyet, ada banyak hewan-hewan yang memiliki kesamaan DNA.
"fragmen DNA itu kan panjang dan ada bagian-bagian yang memperlihatkan perbedaan karena mengalami mutasi selama perjalanan evolusinya," kata Tuty.
Dari semua embrio ini, 10 anak babi lahir, dua di antaranya adalah Chimera babi-monyet. Sayangnya, kedua anak Babi hibrida itu mati dalam waktu satu pekan setelah dilahirkan.
Tuty menjelaskan pada dasarnya Chimera perkawinan antar spesies ini bisa menyebabkan zygote mortality (kematian zigot), hybrid inviability (mati sebelum reproduksi), hybrid sterile (hibrid steril) dan hybrid breakdown.
"Karena hibrid tersebut tidak memiliki kromosom homolog sehingga tidak dapat melakukan pembelahan meiosis seperti hewan normal lainnya," kata Tuty
Oleh karena, Tuty mengatakan tidak heran hasil dari perkawinan Chimera ini mati di usia dini. Ia mengatakan Chimera bukan spesies baru. Pasalnya hasil perkawinan Chimera tidak menghasilkan keturunan yang fertil atau bisa berkembang biak.
Tuty mengatakan Chimera lebih tepat disebut sebagai hibrid interspesifik atau hibrid hasil persilangan antar spesies
"Konsep spesies biologi adalah jika dua individu saling dikawinkan kemudian menghasilkan keturunan yang fertil maka dianggap satu spesies," kata Tuty.
[Gambas:Video CNN]
Tak Melanggar Kodrat Demi Tujuan Mulia
Perkawinan antar spesies ini secara alamiah memang tidak akan terjadi tanpa adanya bantuan atau buatan manusia. Terkait pelanggaran kodrat, Tuty mengatakan perkawinan Chimera harus dilihat dari sisi tujuannya.
Dari perkawinan babi dan monyet, Chimera diharapkan bisa menghasilkan organ manusia yang tumbuh di dalam hewan, kemudian dapat ditransplantasi.
Pasalnya hasil penelitian menunjukkan bahwa Chimera memiliki sel-sel monyet di berbagai organ, termasuk jantung, hati, limpa, paru-paru, dan kulit. Sel-sel monyet tidak ditemukan di testis dan ovarium.
"Jadi selama tujuannya jelas kemudian mengikuti kriteria-kriteria animal ethics dan masih melakukan konservasinya buat saya tidak masalah," ujarnya.
Terkait animal etchics, Tuty mengatakan UGM menekankan tersebut sebelum melakukan uji coba terhadap hewan. Setiap peneliti yang akan melakukan uji coba harus mengajukan ethical clearance.
"Jika komisi etik menyetujui baru kita boleh melakukan penelitian menggunakan hewan uji," katanya.
Tuty mengatakan masyarakat Indonesia sudah banyak yang melakukan persilangan antar spesies, contohnya adalah ayam hutan dan ayam kampung.
Dahulu, ayam kampung dan ayam hutan berbeda spesies. Perkawinan kedua spesies ini menghasilkan Bekisar.
Tak hanya itu, demi pemuliaan hewan atau perbaikan kualitas spesies, masyarakat Indonesia juga banyak melakukan persilangan antar spesies ikan.
"Bekisar ini hibrid interspesifik yang banyak diminati orang karena performance-nya tubuhnya yang bagus tapi steril," ujar Tuty. (jnp/lav)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini