Search

Inggris Waspadai Gejolak di Irlandia Utara Jelang Brexit

Inggris Waspadai Gejolak di Irlandia Utara Jelang Brexit

Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Irlandia Utara, Simon Byrne, menyatakan dia mendapat informasi akan terjadi pergolakan di wilayahnya jika Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit). Hal ini menambah kekhawatiran karena tenggat yang ditetapkan oleh Uni Eropa supaya Inggris menentukan sikap berakhir pada 31 Oktober mendatang.

Seperti dilansir Associated Press, Kamis (24/10), Byrne mengatakan kelompok pro Inggris di Irlandia Utara kemungkinan akan mengadakan pawai besar-besaran jika negara itu memang benar-benar keluar dari Uni Eropa. Hal itu bisa memicu gesekan dengan kelompok masyarakat yang loyal dengan ide kemerdekaan Irlandia Utara.


"Kelompok pro Inggris terlihat bakal bisa memobilisasi massa secara cepat untuk turun ke jalan dan merusak ketertiban untuk tujuan mereka," kata Byrne.

Partai Uni Demokratik di Irlandia Utara menyatakan mereka menentang rancangan Brexit yang diajukan Perdana Menteri Boris Johnson. Mereka keberatan dengan syarat yang menyatakan akan memberikan perlakuan berbeda terhadap Irlandia Utara jika terjadi Brexit.

Partai pro Inggris itu tidak Ingin Irlandia Utara menjadi terlalu dekat secara ekonomi dengan Republik Irlandia jika terjadi Brexit.

Proposal itu mengatur tentang kesepakatan bea cukai dengan Irlandia atau diistilahkan backstop. Masalah perbatasan dengan Irlandia selama ini menjadi problem yang sulit dipecahkan dalam perundingan Brexit dengan Uni Eropa.

[Gambas:Video CNN]

Perjanjian itu mengatur supaya perbatasan antara Irlandia Utara yang dikuasai Inggris dan Republik Irlandia tetap terbuka setelah Brexit. Hal ini guna menekan potensi gejolak politik di Irlandia Utara.

Kawasan Irlandia Utara bergolak dan menjadikannya medan konflik sektarian berdarah antara pendukung pemberontak Tentara Republik Irlandia (IRA) dan pemerintah Inggris. Pertikaian kedua belah pihak berakhir dengan Perjanjian Jumat Baik pada 1998 silam.

Meski demikian, belakangan kawasan Irlandia Utara kembali bergolak akibat serangan sporadis kelompok sempalan pemberontak IRA generasi baru.

Para pendukung Brexit cemas jika Inggris memberlakukan kebijakan perbatasan terbuka, maka sama saja tetap tunduk terhadap aturan Uni Eropa. Sedangkan Johnson mengusulkan supaya membiarkan Irlandia tetap memproduksi barang sesuai standar Uni Eropa, tetapi mengikuti kebijakan bea cukai Inggris.


Pemeriksaan fisik barang-barang dari Irlandia juga diusulkan dilakukan agak jauh dari perbatasan Inggris. Namun, yang menjadi hambatan bagi Johnson menerapkan kebijakan itu hanya berlaku empat tahun, dan hal ini ditentang oleh Uni Eropa. (ayp/ayp)

Let's block ads! (Why?)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

Related Posts :

Powered by Blogger.