SEKARANG terungkap, pengemis yang tampangnya memelas di jalan-jalan kota, ternyata omsetnya banyak, sehingga mampu bikin rumah bagus di kampung. Paling ironis di Makasar, dirazia Satpol PP marah-marah, bahkan menantang. “Siap berhenti mengemis asalkan diberi pensiun Rp 5 juta sebulan. Enaknya, pemalas kok dimanjakan.
Dalam hadits Nabi dikatakan, tangan di atas lebih mulia ketimbang tangan di bawah. Maksudnya, orang yang memberi lebih mulia daripada yang menerima. Hadits ini sebagai peringatan pada orang yang suka mengemis, paling tidak: berjiwa pengemis! Kirim proposal ke sana kemari, tapi jika bantuan gol banyak yang dikantongi sendiri.
Memang tak semuanya begitu. Tapi di era gombalisasi ini, baik mereka yang berjiwa pengemis maupun pengemis asli, sama-sama gentayangan. Cuma pengedar proposal tak kentara sebagai pengemis, sedangkan yang pengemis bertebaran di jalan-jalan setiap kota. Mereka bermain sinetron, menjual iba, pura-pura jadi orang berkebutuhan khusus (cacat), dari buta sampai lumpuh.
Dari razia Satpol PP yang dilakukan di berbagai kota, banyak pengemis berkantong gemuk. Dalam seminggu bisa kantongi uang jutaan, pernah ada pula di Jaktim tahun 2016 soeorang pengemis digeledah kantongnya, ada uang tunai Rp 90 juta. Di sejumlah tempat juga diberitakan, banyak pengemis bisa bangun rumah bagus di kampungnya berkat “kridha lumahing asta” alias mengemis.
Paling ironis di Makasar, Sulsel. Ada pengemis dirazia Satpol PP malah marah-marah, ngajak debat dengan petugas. Ada pula yang siap berhenti jadi pengemis, asalkan diberi uang pensiun Rp 5 juta sebulan. Karuan saja petugasnya bilang, “Yang PNS saja pensiunannya nggak sampai segitu.”
Itu sebuah bukti bahwa pengemis telah hilang rasa malunya, tak peduli hadist Nabi yang telah disebut di atas. Bagi mereka isin (malu) malah bikin tidak isi (kelaparan). Enak betul ya, yang bekerja sebagai PNS saja jika pensin rata-rata sedapat sebanyak itu. Kok ini yang hanya ongkang-ongkang kaki minta tunjangan gratis berjut-jut.
Orang memilih jadi pengemis kebanyakan karena memelihara jiwa pemalasnya. Ngapain kerja capek, wong nongkrong di perempatan jalan sambil bawa batok juga dapat uang. Celakanya, masyarakat Indonesia itu selalu tidak tegaan. Ketemu pengemis yang bermain sinetron jadi kasihan dan kasih uang. Merekapun jadi ketagihan. – gunarso ts
http://poskotanews.com/2019/02/16/enaknya-mau-stop-mengemis-asal-diberi-pensiun-rp-5-juta/Bagikan Berita Ini