SEORANG suami marah pada sang istri. Lalu membabi buta menikam pasangan hidupnya itu pakai pisau dapur sampai sekarat. Kasus yang terjdi di Tangerang ini adalah satu dari sekian banyak KDRT, yang dilakukan pasangan dalam perkawinan. Sebelumnya suami cekik istri sampai tewas, sementara dia coba bunuh diri dan seterusnya.
Banyak suami yang kesetanan menghadapi istri, yang sebelumnya mendapingi dalam hidupnya. Memang keluarga yang dipimpin lelaki dan perempuan, atau suami istri untuk saling kasih sayang dan mencintai.
Bahwa tujuan perkawinan adalah untuk menjalin kasih sayang dan cinta, membentuk keluarga; sakinah mawadah, warohmah. Jadi nggak ada tuh yang namanya saran untuk menganiaya, pukul, tendang. Apalagi sampai menusuk pakai senjata tajam, dengan sadis.
Bagaimana ya, dua orang yang sebelumnya saling cinta, kemudian berubah menjadi brutal, dan ingin mengahabisi teman hidupnya tesebut? Kayaknya batasan cinta dan benci tipis banget. Bayangkan saja, ada lelaki yang ketika marah ingin, mebunuh istrinya? Dan selesai masalah!
Nggak begitu, Bung! Malah menambah masalah. Pasti akan menyesal. Supaya nggak menyesal di belakang, wahai para suami dan istri, kalau ada persoalan coba dinginkan kepala dan hati. Bisa mengambil nasihat para orang bijak. Bagi Muslim, silakan ambil air wudhu lalu bersujud pada Allah SWT. Minta petunjuk. Dijamin aman dan tentram.
Memang awalnya berat, tapi kalau ada niat, pasti bisa. Kecuali memang sengaja mau jahat. Tanggunglah akibatnya! Soalnya orang yang terjebak dalam kejahatan, nggak mikir akibatnya. Berbuat sajalah,urusan belakangan!
Banyak kasus begitu kan? Misalnya, tuh para koruptor. Ketika kawan sejawatnya korupsi, dia juga ikutan. Seharusnya kasih tahu; ‘He, jangan dikorupsi, itu uang Negara! ‘
Eh, urusan perkawinan kok ke korupsi, sih? Ya, kan banyak suami korupsi karena dorongan sang istri? Misalnya,” Mama mau ke luar negeri, minta dolar dong, Pa?” Itu juga bentuk KDRT istri pada sang suami! – (massoes)
http://poskotanews.com/2019/01/10/stop-kdrt-jika-tak-mau-sesal/Bagikan Berita Ini