DI tahun politik apa saja bisa dipolitisasi. Menunjuk satu jari sudah dituduh kampanye Capres No. 01 (Jokowi-Ma’ruf Amin). Padahal bagi kultur Indonesia, tunjuk satu jari bisa bermakna macam-macam. Maka beruntunglah Capres No. 02 (Prabowo-Sandiaga Uno), mereka paling aman. Sebab jarang orang secara reflek menunjuk dua jari.
Entah siapa yang mengajari, bocah-bocah di daerah Jateng “pantang” menunjuk atau ngacungi suatu tempat yang dianggap angker. Bila sudah terlanjur, untuk mencegah bala yang akan datang, cukup mengulum (nglomot) jari penunjuk tersebut. Ini kepercayaan bocah Jateng di tahun 1960-an.
Tapi di musim kampanye Pilpres 2019, semuanya dipolitisir. Menunjuk dengan satu jari harus hati-hati, salah-salah dituduh kampanye bukan pada tempatnya. Sang penunjuk bisa dilaporkan ke Bawaslu karena dinilai telah kampanye Capres No. 01 Jokowi-Ma’ruf Amin. Untung saja, orang salat menunjuk satu jari saat Tahiyat, tak ada yang berani mengadukan ke Bawaslu.
Sudah banyak pejabat negara yang kena. Dari Jokowi sendiri, Menkeu Sri Mulyani dan Menko Maritim Luhut Panjaitan. Lalu Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Walikota Bogor Bima Aria. Semua diadukan ke Bawaslu, dan dinyatakan itu bukan kampanye.
Sesuai dengan kultur setiap daerah, menunjuk satu jari punya maksud macam-macam. Untuk menunjuk satu obyek, orang biasa menunjukkan satu jari. Orang pidato, juga biasa menunjukkan jarinya kepada massa yang mendengarkan orasinya. Bung Karno biasa melakukan itu. Juga Prabowo Capres No. 02, juga biasa menunjuk-nunjukkan satu jarinya. Tapi kok tak ada yang memasalahkan?
Maka boleh dikatakan Capres No. 02 Prabowo – Sandiaga Uno paling beruntung, mereka tak pernah dilaporkan ke Bawaslu gara-gara urusan jari. Sebab tak pernah ada orang secara reflek menunjukkan dua jarinya, kecuali hendak mengambil sesuatu, atau sengaja sedang kampanye.
Maka jika Anda pejabat atau tokoh parpol, di luar waktu kampanye hati-hati dengan gerakan telunjuk jarinya. Paling aman, saat pidato kepalkan tinju saja! Takkan ada yang menuduh pro Jokowi atau pro Prabowo. Justru dengan mengepalkan tinju, pertanda sangat bersemangat, kuat, dan rosa-rosa macam Mbah Maridjan. – (gunarso ts)
http://poskotanews.com/2019/01/22/gara-gara-menjelang-pilpres-tunjuk-jari-pada-dipolitisasi/Bagikan Berita Ini