TAHUN 2018 ini sungguh tahun istimewa buat Walikota Surabaya, Tririsma Harini. Sejumlah walikota lainnya ‘disabet’ KPK, dia justru menyabet empat penghargaan internasional. Tak percuma warga Surabaya pertahankan Bu Wali jangan ke mana-mana dulu. Orang Jawa menyebutnya: batok bolu isi madu (sederhana tapi banyak prestasi).
Sejak era reformasi disusul dengan Pilkada langsung, jabatan Kepala Daerah mayoritas dikuasai politisi. Birokrat karier kebanyakan tersingkir. Satu-satunya birokrat karier yang sukses sebagai walikota mungkin hanyalah Tri Rismaharini Walikota Surabaya. Dia bisa dua kali periode menjabat, dari 2010-2015, 2015-2020).
Munculnya Tri Risma yang bukan kader PDIP, sempat menimbulkan kecemburuan para politisi PDIP. Dia sempat dijegal untuk dimakzulkan di awal menjabat, gara-gara soal pajak reklame. Tapi pemecatan oleh DPRD Surabaya itu ditolak Mendagri Gamawan Fauzi.
Tak salah mempertahankan Tri Risma, karena dia memang orang konsisten dan bersih. Banyak yang membujuk untuk ikut bertarung ke Pilgub DKI maupun Jatim, tapi Bu Wali menolak, ingin selesaikan tugasnya. Maka ketika banyak walikota disabet KPK gara-gara korupsi, Tri Risman justru di tahun 2018 ini 4 kali menyabet penghargaan internasional.
Pada Januari 2018 Kota Surabaya meraih penghargaan dalam ASEANTA Awards 2018 kategori Asean Clean Tourist City Standard Award. Lalu 9 Juli 2018 Kota Surabaya meraih penghargaan Lee Kuan Yew World City Prize 2018 dalam kategori Special Mention di Singapura.
Menyusul kemudian 19 September 2018 Pemkot Surabaya berhasil meraih penghargaan Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) dalam Top 99 inovasi Pelayanan Publik (Sinovik). Dan di penghujung tahun 2018, Kota Surabaya kembali meraih penghargaan di kancah internasional, Guangzhou International Award 2018.
Bu Wali ini insinyur ITS yang berpenampilan sederhana, tapi memiliki segudang prestasi. Maka orang Jawa menyebutnya sebagai batok bolu isi madu. Dia berhasil menutup kompleks WTS Doly dan memberi pekerjaan layak bagi para eks PSK. Tukang becak pun diberdayakan, sehingga tak lagi narik becak tapi dapat penghasilan layak.
Bagaimana DKI Jakarta? Kapan dapat penghargaan internasional? Kalau pertanyaan internasional pernah, ketika bendera mancanegara sambut Asian Games dipasang hanya pakai bambu. Bahkan baru saja dapat gelar sebagai kota yang toleransinya rendah versi Setara Institut. – gunarso ts
http://poskotanews.com/2018/12/10/bu-risma-walikota-surabaya-sabet-berbagai-penghargaan/Bagikan Berita Ini