PENYELUNDUPAN barang ilegal maupun barang terlarang seperti senjata api serta narkoba, sampai kini belum bisa dihentikan. Seperti arus air yang sulit dibendung, barang-barang ilegal dan berbahaya mengalir masuk ke Indonesia, baik dari luar negeri maupun dari pulau satu ke pulau lainnya.
Salah satu penyebabnya, karena di Indonesia sangat banyak ‘pelabuhan tikus’ atau pelabuhan tidak resmi, baik milik perorangan maupun kelompok. Ada sekitar 12.000 pelabuhan tikus tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Lewat pelabuhan tikus inilah barang selundupan masuk, termasuk narkotika.
Pelabuhan tikus dimanfaatkan pelaku penyelundupan serta mafia narkoba, lantaran mereka melihat celah longgarnya pengawasan. Contoh kasus terbaru, pertengahan November 2018, aparat Polres Jakarta Barat menangkap 4 anggota sindikat narkoba yang menyelundupkan 40 Kg shabu dan 20 ribu pil ekstasi lewat pelabuhan nelayan di kawasan Bojonegara, Banten.
Itu sebabnya Kapolda Banten yang baru dilantik, Brigjen Pol Tomsi Tohir memprioritaskan pengawasan dan penjagaan 24 pelabuhan tikus di wilayah tersebut. Karena mafia narkotika memanfaatkan pelabuhan-pelabuhan kecil, serta memperalat nelayan buat menyelundupkan barang laknat.
Sebagai negara yang dikelilingi lautan, memiliki lebih dari 17 pulau dengan panjang pantai sekitar 99 ribu kilometer, semua secara geografis semua provinsi di Indonesia memiliki wilayah pantai. Dan ini berpotensi dimanfaatkan penyelundup.
Lalu siapa yang punya tanggung jawab menjadi penjaga dan pengawas pantai ? Ada Kementerian Perhubungan yang memiliki Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), ada Bea Cukai, Polairud, TNI AL, yang semuanya diberi kewenangan di laut dan pantai.
Kepolisian di daratan jangan dibiarkan bekerja sendirian mengawasi pantai dan pelabuhan tikus. Tugas mereka sudah berat dengan keterbatasan personel yang ada. Stake holder lainnya semestinya juga meningkatkan kinerja.
Pantai kita sangat terbuka. Bila pengawasan laut, pantai dan pelabuhan tikus lemah, penyelundup narkoba dan barang ilegal tak akan gentar. Maka tak heran bila barang laknat terus mengalir masuk, meracuni generasi. -Irda
http://poskotanews.com/2018/12/01/pelabuhan-tikus-dan-penjaga-pantai/Bagikan Berita Ini