Search

Makan Daging, Pusing!

“HARGA-HARGA bertengger, naik terus, bikin pusing. Sembako di pasar masih mencekik. Daging masih mahal, padahal kan Lebaran sudah lewat?” ujar seorang ibu, tetangga Bang Jalil.

“Harga mah kalau sudah naik, ogah turun Bu,” ujar istri Bang Jalil. “Jengkol saja, yang dulu orang ogah, sekarang mahal. Apalagi daging, Bu!”

“Untung suami saya nggak doyan daging,” ujar ibu yang lain.

“Lho, kenapa?” tanya ibu Jalil.

“Kalau makan daging malah pusing!”kata si ibu.

“O, pusing karena penyakit atau…?”

“Ya, karena bayarnya, Bu!” ujar si ibu yang disambut tawa ibu-ibu yang lain.
Itulah diskusi ibu-ibu sambil mengepung gerobak sayuran, di gang komplek rumah mereka. Sepanjang masa, mereka ya selalu bicara soal sembako yang harganya naik-naik terus ke puncak gunung!

Ya, apa boleh buat soal harga kan semua urusan pasar. Sesuai dengan hukum ekonomi, ketika banyak pemintaan, sementara barangnya sedikit pasti harganya akan tinggi. Contoh daging sapi misalnya. Sapi dibeli dari luar negeri, ya pastinya harganya mahal,dong. Kan belinya pakai dolar? Begitu juga tahu, tempe makanan rakyat dibuat dari kedele? Lah, itu kan kan impor dari luar juga?

“Makanya jangan cuma bisa beli, doang. Coba produski sendirlah. Misalnya kalau mau cabe, ya tanam cabe, kalau mau buah jambu atau kelengkeng, ya tanam jambu atau kelengkeng!”kata seorang ibu yang dari tadi hanya menjadi pendengar.

“ Mau tanem di mana Bu, wong nggak punya tanah?”

“ Menanam bisa di mana saja, di pot misalnya?”

Ah, ibu malah bikin pusing! Udeh yang ada aja dulu, Mahal kek, dari pada nggak masak!
Ayo, ibu-ibu mau ikut kampanye nggak? Kita dengarkan janji-janji mereka. Pasti ada yang berkata, ‘kalau saya jadi pemimpin, harga-harga turun! -massoes

Let's block ads! (Why?)

http://poskotanews.com/2018/09/25/makan-daging-pusing/

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

Powered by Blogger.