Belajar Soal Nyamuk sampai T-Rex di Natural History Museum
Jakarta, CNN Indonesia -- Selain musik, film, dan sastra, Inggris juga dikenal sebagai negara museum. Ada banyak museum menarik yang bisa dikunjungi saat berwisata ke sini, salah satunya Natural History Museum.Natural History Museum berada di South Kensington. Lokasinya tak berada jauh dari stasiun kereta bawah tanah South Kensington. Turun dari kereta nantinya ada penunjuk arah menuju Exhibiton Museum, area pemukiman museum-museum di South Kensington.
Natural History Museum memajang spesimen ilmu kehidupan dan bumi dengan lima koleksi utama, yakni; botani, entomologi, mineralogi, paleontologi, dan zoologi. Turis yang menggemari buku atau film mengenai alam atau luar angkasa pasti betah berlama-lama di sini.
Museum ini merupakan salah satu museum tertua di Inggris. Tahun ini umurnya 138 tahun. Selama ratusan tahun itu, museum ini menyimpan sekitar 80 juta benda terkait ilmu pengetahuan alam, beberapa di antaranya milik sang penemu teori evolusi Charles Darwin. Oleh karena itu museum ini juga ramai dikunjungi oleh mahasiswa dan ilmuwan yang sedang melakukan penelitian ilmiah.
Bangunan museum ini bergaya Victorian nan megah dengan dinding dan lantai dari batu. Dari pintu masuk saja turis terlihat sudah banyak yang berfoto seakan-akan sedang berada di salah satu kastel dalam film 'Harry Potter'.
Bagian luar museum. (CNNIndonesia/Ardita Mustafa)
|
Natural History Museum tidak memungut tiket masuk untuk pengunjung. Namun pengunjung wajib membeli tiket untuk masuk ke pameran khusus, seperti pameran 'Wildlife Photographer of the Year 2019' yang saya datangi pada beberapa bulan yang lalu.
Harga tiket masuk ke dalam pameran ini 13,95 poundsterling (sekitar Rp243 ribu) untuk satu orang dewasa. Harga tiket untuk anak-anak di atas empat tahun dan atau keluarga lebih murah, sementara untuk penyandang disabilitas beserta pemandunya gratis.
Nuansa megah semakin terasa saat saya masuk ke dalam bangunan museum ini. Mata saya langsung disambut Hope, kerangka paus biru sepanjang 25 meter yang menggantung di langit-langitnya.
Kerangka Hope. (CNNIndonesia/Ardita Mustafa)
|
Di sekitar kerangka paus biru yang amat gagah itu dipajang pula kerang-kerang hewan purba berukuran besar lainnya, mulai dari jerapah sampai mammoth. Saya jadi membayangkan segaduh apa suasana bumi pada dahulu kala jika hewan-hewannya saja minimal setinggi rumah berlantai satu.
Semua pengunjung terkagum dengan besarnya wujud hewan purba. (CNNIndonesia/Ardita Mustafa)
|
Selain kerangka hewan purba, Natural History Museum juga memajang beragam hewan yang hidup di bumi, mulai dari nyamuk sampai T-Rex. Koleksi serangga bisa ditemui di ruangan 'Creepy Crawlies', sementara koleksi dinosaurus bisa ditemui di ruangan 'Dinosaur'.
Area 'Dinosaur'. (CNNIndonesia/Ardita Mustafa)
|
Bukan hanya orang dewasa saja yang menikmati isi museum ini, karena saat saya berkunjung ada banyak anak TK dan SD yang sedang karyawisata. Jadi walau tema museum ini terbilang berat, dalam masing-masing ruangan menyajikan penjelasan yang sederhana. Bagi yang ingin berkeliling dengan pemandu juga bisa mendaftar gratis.
Selain 'Wildlife Photographer of the Year 2019', Natural History Museum juga sedang menggelar pameran 'Museum of the Moon' yang memajang instalasi bulan dalam ruangan karya seniman Luke Jerram. Lagi-lagi area ini menjadi lokasi favorit pengunjung untuk berfoto.
Pameran tentang bulan. (CNNIndonesia/Ardita Mustafa)
|
Setelah naik turun tangga dan menyusuri lorong demi lorong pameran, tiba juga saat yang saya nantikan, yakni berkunjung ke toko suvenir museum. Bisa dibilang keinginan saya berbelanja cenderamata dari museum Inggris mengalahkan keinginan untuk berbelanja di Primark atau Topshop, karena pernak-pernik dari museum lebih unik untuk dikoleksi ketimbang baju atau sepatu yang juga dijual di mall besar Jakarta.
Benar saja saya langsung kalap saat berada di dalam toko suvenir Natural History Museum yang menjual mulai dari serpihan batu meteor sampai kostum dinosaurus. Harganya beragam, tapi rata-rata mulai dari 3 pound (sekitar Rp52 ribu).
Selesai keliling dan belanja, saya memilih duduk di taman museum yang teduh sambil menyeruput teh hangat yang dijual kafe museum.
Sembari memandangi keramaian turis, dalam hati saya berharap museum-museum di Indonesia bisa dikelola semenarik ini di masa depan, sehingga semakin banyak orang yang tertarik dengan ilmu pengetahuan dibanding menghabiskan uang di mall.
Natural History Museum. (CNNIndonesia/Ardita Mustafa)
|
(ard)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini