Gandeng Tangan, Bentuk Protes Lebih Damai Versi Hong Kong

Langkah yang disebut dengan "Hong Kong Way" di media sosial ini ditempuh agar aspirasi warga Hong Kong masih bisa didengar tanpa harus melalui jalur kekerasan. Peserta aksi, baik tua maupun muda, bergandengan tangan sembari meneriakkan "Free Hong Kong".
Tak lupa, cairan pembersih tangan juga diberikan secara estafet mengingat Hong Kong dikenal sebagai kota yang sangat peduli dengan kesehatan.
"Kami telah melakukan demonstrasi yang lebih tradisional dan lebih militan. Meski saya kurang setuju dengan ini, tapi kami sekarang keluar bersama-sama dan bergandengan tangan demi menunjukkan bahwa kami masih bersatu," jelas salah satu peserta aksi, Wing kepada AFP dikutip Sabtu (24/8).
Pemrotes juga berharap aksi ini bisa punya dampak serupa seperti peristiwa yang terjadi 30 tahun lalu di negara-negara Baltik, atau disebut dengan "Baltic Way".Pada 23 Agustus 1989, lebih dari satu juta orang bergandengan tangan hingga sepanjang 600 kilometer (km) di negara-negara Baltik sebagai simbol anti pemerintahan Soviet kala itu. Walhasil, aksi itu membuat Estonia, Latvia, dan Lithuania lepas dari kekangan Uni Soviet beberapa tahun setelahnya.
"Dengan melakukan ini, kami menunjukkan kepada publik dunia bahwa Hong Kong memiliki warga yang berkualitas. Apa yang terjadi 30 tahun lalu, kami pun bisa lakukan," jelas pekerja logistik Cat Law.
Protes awalnya bermula ketika warga Hong Kong menentang aturan yang memperbolehkan seseorang diekstradisi ke China. Hanya saja, aksi tersebut berkembang menjadi penolakan terhadap pemerintahan Beijing yang lambat laun mengekang kebebasan di kota tersebut.Aksi protes sempat berubah menjadi kericuhan setelah satu kelompok demonstran garis keras baku hantam dengan pihak kepolisian. Sehingga, ini menimbulkan kekacauan di kota yang selalu dikenal aman dan stabil tersebut.
Namun, aksi protes kini terbilang lebih tenang. Aksi damai yang sudah berlangsung selama sepekan terakhir ini dianggap sebagai bukti bahwa protes warga Hong Kong masih memperoleh dukungan publik.
[Gambas:Video CNN] (glh/evn)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini